JAKARTA, KOMPAS — Adanya aturan baru mengenai lima paket soal dalam ujian nasional (UN) membuat siswa dan pemerintah khawatir. Kekhawatiran muncul karena adanya ketidakpahaman mengenai lima paket soal tersebut.
Kepala Seksi Kurikulum dan Penilaian Dinas Pendidikan DKI Budiana mengimbau para siswa dan orangtua siswa agar tidak terlalu khawatir dengan lima paket soal dalam UN. Menurutnya, kerumitan itu justru terjadi pada pengawas, sementara siswa tak perlu khawatir.
"Siswa cukup hanya berpikir betul-betul bagaimana mengerjakan soalnya, yang penting mereka mempersiapkan diri. Soal tak akan lebih rumit, yang rumit justru pengawas," kata Budiana, Senin (4/4/2011) di Jakarta.
Ia mengatakan, pemahaman dan sosialisasi terus dilakukan guna menyamakan pemahaman mengenai teknis pelaksanaan UN, terutama mengenai kelima paket soal tersebut.
"Pengawas akan membagikan soal secara acak. Lima paket itu bukan berarti tambah sulit, prinsip dasarnya sama. Lima paket soal ini supaya siswa lebih konsentrasi dan tidak kesulitan. Bobot soal tetap setara, hanya bentuknya yang berbeda," kata Budiana.
Seperti diberitakan, Pemerintah dan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) menyiapkan sekitar 10-12 paket utama soal UN untuk SMP/ SMA dan SMK. Banyaknya variasi soal ini untuk memperkecil kebocoran soal dan menghindari berbagai kecurangan dalam pelaksanaan UN.
Paket utama tersebut nantinya akan dipecah dan dicampur kembali sehingga menjadi sekitar 30 paket soal. Satu provinsi akan mendapatkan tiga atau empat paket soal berbeda.
Dalam satu kelas juga akan dibedakan kode A dan B sehingga murid tidak dapat bekerja sama. Distribusi tingkat kesulitan dan materi dari soal-soal itu sama. Hanya bentuk pertanyaannya yang dibedakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda di sini