tag:blogger.com,1999:blog-15974663340701413142024-03-14T13:27:56.536+07:00One Stop Service Mathematic & EducationAli Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.comBlogger132125tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-53250267643809987382014-07-01T06:10:00.001+07:002022-07-01T11:27:29.831+07:00Membuat Jadual Pelajaran Otomatis<div style="text-align: justify;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-7P8FOrZedtw/WoAsWjwerwI/AAAAAAAAUMg/v6wNpHhrxx0mXX3ZMJUl6o4BznGV_w0fwCLcBGAs/s1600/time_en.png" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="911" data-original-width="1000" height="181" src="https://3.bp.blogspot.com/-7P8FOrZedtw/WoAsWjwerwI/AAAAAAAAUMg/v6wNpHhrxx0mXX3ZMJUl6o4BznGV_w0fwCLcBGAs/s200/time_en.png" width="200" /></a>Membuat jadwal pelajaran dalam sebuah sekolah adalah kegiatan rutinitas tahunan bahkan mungkin per semester. Gampang gampang susah kalimat yang sesuai untuk mewakili pekerjaan yang satu ini, gampang kalau permintaan guru tidak banyak modelnya, tapi jadi pekerjaan yang susah jika jumlah guru banyak, masing-masing minta jadwal jam kosong yang harinya tertentu, ditambah lagi model team teaching dan moving class, bisa-bisa gak bisa tidur nyenyak seminggu . Ada beberapa cara membuat jadwal pelajaran antara lain:</div>
<div style="text-align: justify;">
Cara manual dengan system kartu dalam membuat jadwal pelajaran dilakukan dengan membuat kartu yang berwarna-warni yang masing-masing diisi nama guru dan mapel yangdiajarkan.Satu kartu menyatakan satu kali tatap muka/pertemuan (2 jp atau 1 jp), tiap warna kartu menyatakan pengajar/guru tertentu, dengan cara ini dimungkinkan akan mempermudah menempatkan jam-jam tatap muka guru mapel tertentu sehinggat idak terjadi tumbukan jadwal pelajaran atau ketidaksesuaian jumlah jam mengajar tiap guru.Cara system kartu dalam membuat jadwal pelajaran memiliki banyak kelemahan, di antaranya tidak praktis (karena harus membuat kartu yang bermacam-macam), memerlukan ketelitian dankecermatan yang tinggi (karena disusun secara manual), memerlukan waktu yang lama, dan untuk mencetak harus dilakukan pengetikan ulang lebih dahulu.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menyusun jadual pelajaran kedua adalah cara format condition pada program aplikasi Microsoft excel. Cara tersebut sebenarnya mempunyai tujuan yang sama dengan cara yang pertama, di mana apabila terdapat data yang sama dalamsatu baris (row) atau kolom (column) akan mengakibatkan timbulnya warna tertentu atau bunyi tertentu (sesuai setting format condition-nya) sehingga tumbukan jam mengajar guru yang sama dapat diketahui dan dihindari. Cara format condition masih banyak memiliki kelemahan di antaranya memerlukan ketelitian dan kecermatan yang tinggi (karena distribusi jam masih disusun secara manual), memerlukan waktu yang lama, akan tetapi kelebihan dari membuat jadwal pelajaran ini adalah bisa langsung dicetak tanpa pengetikan ulang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cara yang ketiga dalam membuat jadwal pelajaran dengan menggunakan software penyusunan jadwal ASc Timetables 2008. Cara ini mempunyai konsep dasar yang sama dengan cara yang pertama (system kartu) yaitu dilakukan dengan 3 tahap:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahap inventarisasi, yaitu menginventarisasi jumlah jam masing-masing mapel tiap kelas perminggu (diketahui dari struktur program kurikulum), jumlah jamdan mapel yang diajarkan tiap guru pada suatu kelas (dapat dilihat dari pembagian tugas mengajar), jumlah jam pelajaran maksimum tiap ruang mapel</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahap entry data, yaitu tahap memasukan data guru (nama, kode, warna, mengajar jenis mapel dan kelas serta jumlah tatap muka, hari/jam kosong), data mapel (nama mapel, kode, jam-jam kosong), data kelas (nama kelas, kode, kelompok siswa), dan data ruang (nama ruang, kode, hari/jam kosong). Pada tahap ini sebenarnya sama dengan pembuatan kartu pada cara pertama, tetapi semua dilakukan secara computerized.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Distribusi jam, yaitu mendistribusikan kartu-kartu tatap muka perguru permapel yang mempunyai kondisi persyaratan tertentu. Pendistribusian kartu dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu otomatis (generate) dan manual.<br />
<br />
Demikian satu kemudahan yang ditawarkan software ini, bagi anda yang tertarik untuk mencobanya dapat nge-Downloadnya <span style="color: red;"> </span><span style="color: red;"><a href="https://pages.lazada.co.id/wow/i/id/IDCampaign/SamsungGalaxyM30?spm=a2o4v.8553159.0.0.3d534c07B4caWY&hybrid=1&from=onesearch_category_3443" target="_blank">di sini ....</a></span><br />
<span style="color: red;"><br /></span>
<b><i>(Anda butuh bantuan kami untuk pembuatan jadual sekolah anda atau pengenalan penggunaan software ini silakan kontak kami di alidabdulkhamid@gmail.com atau CP.: HP. (WA) : 085100319768</i></b><br />
<b><i><br /></i></b>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><i><span style="font-style: normal; font-weight: normal;">Video Tutorial (1)</span></i></b></div>
</div>
<div style="text-align: center;">
<object height="315" width="420"><param name="movie" value="//www.youtube.com/v/TaAVDkc39Vc?version=3&hl=id_ID" />
<param name="allowFullScreen" value="true" />
<param name="allowscriptaccess" value="always" />
<embed allowfullscreen="true" allowscriptaccess="always" height="315" src="//www.youtube.com/v/TaAVDkc39Vc?version=3&hl=id_ID" type="application/x-shockwave-flash" width="420"></embed></object>
<br />
<br />
<b><i><span style="font-style: normal; font-weight: normal;">Video Tutorial (2)</span></i></b></div>
<div style="text-align: center;">
<object height="315" width="420"><param name="movie" value="//www.youtube.com/v/UV8hYf9cUVs?hl=id_ID&version=3" />
<param name="allowFullScreen" value="true" />
<param name="allowscriptaccess" value="always" />
<embed allowfullscreen="true" allowscriptaccess="always" height="315" src="//www.youtube.com/v/UV8hYf9cUVs?hl=id_ID&version=3" type="application/x-shockwave-flash" width="420"></embed></object>
</div>
Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-36235568286163096132014-01-20T09:05:00.000+07:002014-01-20T09:12:01.761+07:00Belajar dari Cara Swedia Didik Anak-anak ...<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://i1.mirror.co.uk/incoming/article224971.ece/ALTERNATES/s615/teaching-pic-rex-234617619-224971.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://i1.mirror.co.uk/incoming/article224971.ece/ALTERNATES/s615/teaching-pic-rex-234617619-224971.jpg" height="211" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;"><a href="http://edukasi.kompas.com/read/2014/01/13/2239029/Yuk.Intip.Cara.Swedia.Didik.Anak-anak" target="_blank">GOTHENBURG, KOMPAS.com</a></strong><span style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;"> — Bermain menjadi salah satu kunci kurikulum pendidikan anak usia dini di Swedia. Melalui bermain, anak-anak diajar mengenal nilai mendasar, seperti kejujuran, kemandirian, kepercayaan diri, kerja sama, toleransi, dan menghargai orang lain. Selain itu, sejak dini anak-anak diajarkan konsep persamaan jender. </span><br />
<br style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;" />
<span style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;">Demikian antara lain benang merah dari diskusi "Melihat Wajah Pendidikan Anak Usia Dini di Swedia" yang diselenggarakan oleh PPI Swedia wilayah Gothenburg dan Boras pada 11 Januari 2014 lalu, seperti disampaikan Afrina Laksmiarti, dari PPI Gothenburg, Senin (13/1/2014).</span></div>
<a name='more'></a><span style="background-color:; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;">Diskusi yang diselenggarakan di kampus Chalmers University of Technology, Swedia, itu menghadirkan Kak Wawa, warga negara Indonesia yang sudah bekerja di Gothenburg. Ia merupakan guru pendidikan anak usia dini (PAUD) bersertifikat yang menyelesaikan pendidikan master pedagogi dan psikologi anak di University of Gothenburg, Swedia.</span><br />
<br style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;" />
<span style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;">Kak Wawa mengatakan, anak-anak usia dini tak melulu bermain di dalam kelas. Mereka menelusuri hutan, mengunjungi museum, atau piknik di taman kota. Jika cuaca dingin tak begitu ekstrem, mereka bermain dengan gumpalan salju tebal yang menutupi hamparan pasir halus di </span><em style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;">playground</em><span style="background-color:; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;"> sekolah.</span><br />
<br style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;" />
<span style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;">Saat beraktivitas di luar sekolah, anak-anak berpakaian lengkap sesuai dengan musim dan menggunakan rompi khusus sambil memegang sebuah tali panjang didampingi oleh guru-gurunya sambil berjalan dengan tertib. Itulah pemandangan yang lazim dijumpai di negeri viking yang berpenduduk sekitar 9 juta orang ini. </span><br />
<br style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;" />
<span style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;">Dipaparkan pula bahwa PAUD di Swedia istimewa karena menekankan pentingnya konsep bermain sambil belajar.</span><br />
<br style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;" />
<span style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;">“Kami ajak anak-anak piknik di depan sekolah. Setelah itu, mereka berlatih cara memilah sampah dan memasukkannya kedalam tong sampah sesuai dengan jenis sampah," kata Kak Wawa dalam siaran pers itu.</span><br />
<br style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;" />
<span style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;">Sistem PAUD di Swedia, dikatakannya, bertujuan menstimulasi perkembangan dan pengetahuan anak di dalam lingkungan sekolah yang aman, menyenangkan, dan nyaman sehingga mampu menumbuhkan keinginan dan ketertarikannya untuk belajar. </span><br />
<br style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;" />
<span style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;">Selain itu, PAUD berperan penting membentuk karakter dan mengembangkan keterampilan sosial, sekaligus membantu anak-anak mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan. Di Swedia, anak berusia 1-6 tahun berhak mengikuti PAUD, tetapi tidak wajib. Menurut situs resmi kantor Pemerintah Swedia, tercatat pada tahun 2012 lebih dari 84 persen anak-anak usia dini di Swedia telah mengikuti PAUD.</span><br />
<br style="background-color:; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;" />
<span style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;">Afrina mengaku terkejut mengetahui bahwa Pemerintah Swedia menanggung biaya per anak sekitar 90.000 SEK (sekitar Rp 160 juta) per tahun yang meliputi buaya gedung, taman bermain, sistem pengamanan, kebersihan, dan katering, serta gaji guru. </span><br />
<br style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;" />
<span style="background-color:; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;">Selain itu, jumlah uang pendidikan yang dibayar orangtua sangat bervariasi, bergantung pada jumlah anak dan penghasilan orangtua. Semakin banyak anak, jumlah SPP yang dibayar semakin berkurang. Jika kedua orangtua bekerja, mereka membayar maksimal 1.260 SEK (sekitar Rp 2,3 juta) per bulan untuk anak pertama.</span><br />
<br style="background-color:; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;" />
<span style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;">"Yah, dapat dikatakan orangtua hampir tidak mengeluarkan sepeser pun biaya karena sejak anak lahir di Swedia otomotis memperoleh nomor identitas diri (</span><em style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;">personal number</em><span style="background-color: ; color: #4b4b4b; font-family: Lucida, helvetica, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 24px; text-align: start;">) sehingga mendapatkan akses terhadap semua pelayanan publik dan benefit sosial, termasuk di dalamnya uang tanggungan sosial sebesar 1.050 SEK per bulan dari negara," kata Afrina.</span>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-84291144725981590502013-06-02T17:11:00.002+07:002013-06-02T17:13:00.289+07:00Nilai rata-rata UN SMP 6,1<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-mXW5ZPT3OKE/UasaG3Ba6TI/AAAAAAAAKlI/A5yZikDjUtQ/s1600/un-smp-fsika.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="188" src="http://2.bp.blogspot.com/-mXW5ZPT3OKE/UasaG3Ba6TI/AAAAAAAAKlI/A5yZikDjUtQ/s320/un-smp-fsika.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong style="color: #333333; font-family: inherit; line-height: 26px; text-align: start;">JAKARTA, <a href="http://edukasi.kompas.com/read/2013/05/31/16284047/Nilai.Ratarata.UN.SMP.Turun..Cuma.6.1">KOMPAS.com</a> </strong><span style="color: #333333; font-family: inherit; line-height: 26px; text-align: start;">- Nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) 2013 untuk tingkat SMP/MTs turun. Tahun lalu, nilai rata-rata ujian nasional di jenjang ini mencapai 7,47, sementara tahun ini hanya 6,1.</span></div>
<span style="color: #333333; font-family: inherit; line-height: 26px; text-align: start;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: inherit; line-height: 26px; text-align: start;"><span style="font-family: inherit;">Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh mengungkapkan analisis terhadap penurunan nilai rerata ini. Menurutnya, ini dipengaruhi bobot soal tahun antara tahun lalu dan tahun ini.</span></span><br />
<a name='more'></a></div>
<span style="color: #333333; font-family: inherit; line-height: 26px; text-align: start;">
</span><span style="color: #333333; font-family: inherit; line-height: 26px; text-align: start;"></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: inherit; line-height: 26px; text-align: start;"><span style="font-family: inherit;">"Memang turun 1,37 nilai rerata UN murni untuk jenjang SMP/MTs kali ini," kata Nuh saat jumpa pers di Gedung A Kemdikbud, Jakarta, Jumat (31/5/2013).</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: inherit; line-height: 26px; text-align: start;"><span style="font-family: inherit;">Pada tahun ini, lanjutnya, bobot soal yang sulit naik menjadi 20 persen sedangkan pada tahun lalu bobot soal yang sulit jumlahnya hanya mencapai 10 persen saja dari keseluruhan soal.</span></span></div>
<span style="color: #333333; font-family: inherit; line-height: 26px; text-align: start;"></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #333333; font-family: inherit; line-height: 26px; text-align: start;"><span style="font-family: inherit;">"Jadi kalau nilai itu 1,37 itu, analisa kami bobot soal yang sulit karena kami naikan. Dari 10 persen jadi 20 persen," ungkapnya.</span></span></div>
<span style="color: #333333; font-family: inherit; line-height: 26px; text-align: start;">
</span><span style="color: #333333; font-family: inherit; line-height: 26px; text-align: start;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Namun menurutnya, kenaikan bobot soal ini dinilai wajar. Pasalnya, selama ini nilai batas kelulusan sudah sampai pada batas yang sesuai yaitu 5,5 sehingga yang memungkinkan untuk perbaikan adalah dengan menaikkan bobot soal tersebut.</span></div>
</span><span style="color: #333333; font-family: inherit; line-height: 26px; text-align: start;"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">"Dinaikkan itu kan maksudnya agar tambah baik lagi. Jadi tidak apa, dengan demikian ke depannya harus lebih siap lagi," tandasnya.</span></div>
</span>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-75311695553522630092013-06-01T05:20:00.002+07:002013-06-01T05:24:12.738+07:00Pengumuman Kelulusan SMP 2013<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-gNZfHeZVhVQ/UakiG9GS3EI/AAAAAAAAKk4/9ZRsA_WasgU/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-gNZfHeZVhVQ/UakiG9GS3EI/AAAAAAAAKk4/9ZRsA_WasgU/s1600/images.jpg" /></a></div>
<div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
JAKARTA: Pengumuman kelulusan Ujian Nasional tingkat SMP/MTS yang dikabarkan bisa dilihat secara online pada kemarin malam, ternyata baru bisa dilihat pada 2 Juni pukul 00:00.</div>
<div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
Sebelumnya sempat beredar kabar bahwa pengumuman bisa dilihat secara online pada Jumat (1/6), namun ternyata informasi tersebut salah. Sejumlah orang pun menumpahkan kekesalannya karena pengumuman kelulusan ternyata belum ditayangkan hingga pagi ini.</div>
<div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
Meski kelulusan baru diumumkan Sabtu (2/6), namun hasil persentase dari angka kelulusan di sejumlah daerah telah diketahui sejak Kamis (31/5).<br />
<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
Berdasarkan catatan Dinas Pendidikan Sulsel, angka kelulusan UN 2012 pelajar tingkat SMP di Sulsel mencapai 99,99%. Adapun, dari 89.421 siswa SMP/MTs/SMPLB se-Riau yang mengikuti Ujian Nasional tahun 2012 ini, hanya 211 orang saja yang tidak lulus. Secara persentase tingkat kelulusan ini mecapai 99,76%.</div>
<div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 1.6; margin-bottom: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
Menurut seorang pejabat Kemendiknas, persentase jumlah kelulusan secara nasional melebihi 90%.<a href="http://www.kabar24.com/index.php/ujian-nasional-smp-pengumuman-online-baru-bisa-dilihat-2-juni/" target="_blank">(Kabar24.com)</a></div>
Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-13945134001710728002011-10-19T05:52:00.001+07:002013-05-27T08:32:19.452+07:00Kemdiknas Akan Berganti Nama<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: ; color: #333333; font-family: inherit; line-height: 20px;"><strong>JAKARTA, KOMPAS</strong> - Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) kemungkinan besar akan mendapatkan tugas baru mengurus kebudayaan, tak semata soal pendidikan. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh, Senin (17/10/2011), di Gedung Kemdiknas, Jakarta.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #333333; font-family: inherit; line-height: 20px;"></span></div>
<span style="font-family: inherit;">Nuh mengatakan, tugas baru yang akan diemban oleh Kemdiknas itu karena di dalam kebudayaan juga mengandung unsur tuntunan yang tidak terlepas dari pendidikan itu sendiri. Selama ini, kebudayaan menjadi domain kewenangan yang melekat pada Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">"Dari berbagai pandangan dan dilihat lebih mendalam. Urusan kebudayaan bisa dibagi dua, ada yang namanya tuntunan dan tontonan," kata Nuh.</span><br />
<a name='more'></a><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ia menjelaskan, tuntunan dalam kebudayaan itu terkait dengan nilai dan tidak sesuai jika dikomersilkan. Menurutnya, perdebatan mengenai kebudayaan itu lebih dekat pada persoalan yang melekat pada diri manusia. Baik yang menyangkut pola pikir, kepercayaan yang dianut, kebiasaan dan budaya itu sendiri.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Ekspresi budaya, kata dia, memang sangat beragam, yang bermakna hiburan maka bisa digali dan menjadi sumber daya ekonomi. Akan tetapi pada dasarnya unsur budaya itu melekat pada diri manusia itu sendiri. Oleh karena itu pendidikan karakter dicanangkan karena melekat pada proses pembudayaan.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Selama ini urusan kebudayaan ada di Kementerian Kebuidayaan dan Pariwisata (Kembudpar), padahal kebudayaan itu tidak bisa dilepaskan dari pendidikan itu sendiri. Budaya kan tata krama, kita tidak ingin membangun Indonesia tapi jiwanya non Indonesia. Kita juga tidak ingin membangun budaya, tetapi budayanya non Indonesia," ujarnya.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Oleh karena itu, kata Nuh, kemungkinan besar besok akan diumumkan secara resmi mengenai perubahan Kembudpar menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sedangkan Kemdiknas akan berubah nama menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">"Konsep besarnya sudah saya pelajari dan itu benar. Pendidikan kebudayaan kita ambil alih dan kebudayaan yang bisa dikomersilkan akan masuk dalam pariwisata dan ekonomi kreatif," ujarnya.</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: inherit;">Perubahan pada kebijakan urusan kebudayaan ini menjadi bagian dari proses perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II yang saat ini tengah digodog Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kemungkinan, penambahan satu orang wakil menteri di tubuh Kemdiknas terkait bertambahnya tanggung jawab dan tugas Kemdiknas dalam mengurus soal kebudayaan. Inspektur Jenderal Kemdiknas Musliar Kasim diangkat sebagai wakil menteri yang akan membidangi pendidikan. Sebelumnya, Mendiknas M Nuh telah didampingi seorang wakil menteri yaitu Fasli Jalal.</span><br />
<div style="text-align: center;">
<script type="text/javascript">
<!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, dibuat 10/12/07 */
google_ad_slot = "8266739571";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//</script>
</div>
<br />
<script src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js" type="text/javascript">
</script>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-51304572102886395722011-09-02T09:12:00.000+07:002011-09-02T09:12:53.204+07:00Penyaluran Dana BOS Dikaji Kembali<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.harianjogja.com/img/gallery/20110816101314_DANA_BOS_ILUSTRASI.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="130" src="http://www.harianjogja.com/img/gallery/20110816101314_DANA_BOS_ILUSTRASI.JPG" width="200" /></a></div><strong>KOMPAS -</strong> Kementerian Pendidikan Nasional Sulawesi Selatan mengkaji kembali penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah dengan mekanisme lama.<br />
"Baru kajian, karena berbagai kasus, beberapa kabupaten dan kota belum mampu mencairkan sesuai jadwal," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Abdul Jabbar di Makassar, Kamis (1/9/2011).<br />
Secara nasional pada triwulan pertama 2011, 52 kabupaten dan kota belum menyalurkan dana BOS, dua di antaranya di Provinsi Sulsel.<br />
Evaluasi terakhir mengenai penyaluran dana dengan mekanisme melalui kas daerah ini kini tengah menjadi kajian oleh Kemendiknas. "Akan disampaikan ke DPR, bagaimana mengembalikan BOS lewat dekon tergantung DPR, kembali langsung ke sekolah," ujarnya.<br />
<a name='more'></a><br />
Dalam pembahasan terakhir, rapat koordinasi di Kemendiknas, dikaji beberapa alternatif, yaitu pemerintah kabupaten dan kota dapat meminta penyaluran dana BOS melalui kas daerah dengan komitmen penyaluran tepat waktu.<br />
Jika tidak sanggup berkomitmen, akan dikembalikan ke mekanisme lama, yaitu penyaluran langsung ke kas sekolah.<br />
Sementara itu, soal tiga kabupaten di Sulsel yang masuk daftar kabupaten yang belum menyalurkan dana BOS triwulan kedua, ia mengatakan, belum mengetahui perkembangannya. "Bantaeng sudah, Sidrap dan Soppeng saya belum tahu perkembangannya," ujarnya.<br />
<div><br />
</div><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, dibuat 10/12/07 */
google_ad_slot = "8266739571";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-39069942523184881502011-08-17T22:43:00.000+07:002011-08-17T22:43:46.324+07:00Inilah Rencana Pembangunan Pendidikan 2012<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_qSdoMKC5ZwI/TNxEb2c3yNI/AAAAAAAAACU/R3oGPpK2_5U/s1600/tudabit-tut-wuri-handayani.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://4.bp.blogspot.com/_qSdoMKC5ZwI/TNxEb2c3yNI/AAAAAAAAACU/R3oGPpK2_5U/s200/tudabit-tut-wuri-handayani.jpg" width="191" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><strong>JAKARTA, KOMPAS</strong>– Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh menyampaikan rencana pembangunan pendidikan tahun 2012. Menurut Nuh, berdasarkan arahan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono yang disampaikan dalam pidato kenegaraan, p<span>rioritas pembangunan pendidikan akan </span>diarahkan untuk meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan pendidikan yang bermutu dan terjangkau. Hal itu dilakukan aik melalui jalur formal maupun non-formal di semua jenjang pendidikan.</div>Nuh menilai, naskah pidato setebal <span> </span>40 halaman yang disampaikan Presiden kemarin, merupakan bukti jika dunia pendidikan mendapatkan porsi yang cukup besar. Ia mencatat, setidaknya Presiden SBY tiga kali mengeolaborasi isu-isu tentang pendidikan secara detail dan mendalam. Menurutnya, pidato <span> </span>SBY mencerminkan pemerintah secara khusus memberikan perhatian pada isu pendidikan.<br />
“Meningkatkan akses dan pemerataan merupakan masalah yang tidak pernah selesai. Bukan berarti tidak dikerjakan, tetapi karena masalah pemerataan dan mutu tidak akan pernah habis. Segala upaya terus kita lakukan karena sifatnya <em>never ending</em>,” kata Nuh kepada, wartawan Rabu (17/8/2011), di Jakarta.<br />
<a name='more'></a><br />
Selain itu, Mendiknas juga memaparkan mengenai <span>kebijakan pemanfaatan anggaran</span> pendidikan tahun 2012. Seperti diberitakan, a<span>nggaran pendidikan tahun ini </span>direncanakan mencapai <span>Rp 286,6 triliun atau setara dengan 20,2 persen </span>dari seluruh APBN. Dari seluruh anggaran pendidikan itu, rencananya, Kemdiknas akan mendapatkan jatah sebesar Rp 57, 8 triliun.<br />
<span lang="EN">Nuh menjelaskan, anggaran tersebut akan difokuskan untuk </span>meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas jangkauan pemerataan pendidikan. Seperti <span lang="EN">p</span>enyediaan BOS bagi siswa setingkat SD dan SMP dan rehabilitasi gedung-gedung sekolah yang kurang layak di berbagai pelosok desa.<br />
<span lang="EN">"Saya ingin memastikan porsi besar terlebih dahulu. Paling pokok yaitu BOS, karena porsinya naik sekitar Rp 3 triliun atau menjadi Rp <span> </span>23 triliun. Dana BOS tahun depan akan mengcover 100 persen biaya operasional sekolah,” ujarnya.</span><br />
Nuh menegaskan, kebijakan tersebut bukan berarti menghapus BOS daerah. Meski akan mengcover 100 persen, menurutnya BOS daerah perlu tetap ada sehingga dapat menjadi biaya operasional dan pendampingan agar daerah mampu memperkuat basis peningkatan kualitasnya.<br />
Selanjutnya, anggaran pendidikan tahun depan akan digunakan untuk memberikan beasiswa bagi siswa miskin pada semua jenjang pendidikan.<span> </span>Untuk tingkat pendidikan tinggi akan diberikan beasiswa peningkatan prestasi akademik, bantuan belajar mahasiswa, dan beasiswa Bidik Misi, serta peningkatan mutu dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan.<br />
<span lang="EN">“Untuk beasiswa jumlahnya mencapai triliunan. Rinci dan tidak boleh di utak atik. Misalnya jumlah penerima beasiswa Bidik Misi, saat ini telah sampai kepada 50 ribu penerima, dan rencananya tahun depan jumlah penerima akan tembus 100 ribu orang,” terangnya.</span><br />
Sebagai informasi, berikut adalah sasaran tembak pemanfaatan anggaran pendidikan tahun 2012 yang dilansir dari data Kemdiknas:<br />
Untuk penyediaan dana <span>BOS</span> sebesar Rp 23,6 triliun bagi seluruh siswa SD dan SMP. Penyediaan dana<span>tunjangan profesi guru </span>PNSD sebesar Rp <span> </span>30,6 triliun atau naik Rp 12,1 triliun (65 persen) dari APBN-P 2011. Selanjutnya adalah penyediaan dana <span>tunjangan tambahan<span> </span>penghasilan guru </span>PNSD yang belum memperoleh tunjangan profesi guru sebesar Rp 2,9 triliun. Lalu mer<span lang="IN">ehabilitasi g</span><span>edung-gedung</span> sekolah yang tidak layak dan menyediaan <span>beasiswa</span> siswa miskin pada semua jenjang pendidikan.<br />
"Hasil yang diharapkan. Melalui pelaksanaan prioritas, kebijakan dan kegiatan, diharapkan dapat mewujudkan pendidikan yang lebih merata dan lebih berkualitas kepada warga bangsa di seluruh penjuru Indonesia,” tandasnya.<br />
<div class="clearit pt_30" style="clear: both; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 30px;"></div><div class="left" style="float: left;"><div clas="clearit"></div></div><div clas="clearit pb_30"></div><div class="right" style="float: right;"><div class="left pr_5" style="float: left; padding-right: 5px;"><a href="http://www.facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fedukasi.kompas.com%2Fread%2F2011%2F08%2F17%2F13370824%2FInilah.Rencana.Pembangunan.Pendidikan.2012&t=Inilah%20Rencana%20Pembangunan%20Pendidikan%202012%20-%20KOMPAS.com&src=sp" name="fb_share" style="color: #1170a0; text-decoration: none;" type="button_count"><span class="fb_share_size_Small "><span class="FBConnectButton FBConnectButton_Small" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #29447e; background-image: url(http://static.ak.fbcdn.net/images/connect_sprite.png); background-origin: initial; background-position: 0% -232px; background-repeat: no-repeat no-repeat; cursor: pointer; display: inline-block; font-size: 10px; line-height: 10px; outline-color: initial; outline-style: none; outline-width: initial; padding-bottom: 0px; padding-left: 1px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;"></span></span></a></div></div><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, dibuat 10/12/28 */
google_ad_slot = "5647621578";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-77807056748176509942011-08-17T10:46:00.000+07:002011-08-17T10:46:48.594+07:00Presiden: Rakyat Miskin Tetap Bisa Sekolah<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/_z5DjmNjxmpU/TLrDg-3zfVI/AAAAAAAAAB4/Rviegy_FkW8/s1600/a.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="136" src="http://4.bp.blogspot.com/_z5DjmNjxmpU/TLrDg-3zfVI/AAAAAAAAAB4/Rviegy_FkW8/s200/a.jpg" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"><strong>JAKARTA, KOMPAS</strong> - Seiring dengan semakin membaiknya keuangan Negara, pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan dan akses warga Negara terhadap pendidikan dan kesehatan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, demi keadilan yang makin luas, pemerintah memberikan perhatian ekstra kepada masyarakat berpendapatan rendah.<br />
<br />
"Di masa lalu, masyarakat berpendapatan rendah sering mengalami kesulitan untuk mengakses pelayanan dasar. Alhamdullilah, keadaan ini telah berubah. Saat ini, saya dapat memastikan bahwa semua warga negara berpenghasilan rendah, memiliki hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan pendidikan dari pemerintah. Tidak boleh ada lagi anak-anak kita dalam usia wajib belajar yang tidak bisa bersekolah. Tidak boleh juga ada warga negara tidak mampu, yang gagal memperoleh pelayanan dasar kesehatan dari pemerintah. Oleh karena itu, saya menyeru agar seluruh jajaran pemerintah, di tingkat nasional, provinsi, kabupaten dan kota, memastikan bahwa program yang mulia ini dapat diimplementasikan dengan baik dan nyata," kata Presiden ketika menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka HUT ke-66 Proklamasi Kemerdekaan RI di depan sidang bersama DPD RI dan DPR RI, Selasa (16/8/2011) di Kompleks Parlemen, Jakarta. </span></div><a name='more'></a>Turut hadir dalam sidang tersebut Wakil Presiden Boediono, jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, pimpinan lembaga tinggi negara, dan pejabat lainnya.<br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;">Presiden mengatakan, pemerintah menganut sebuah prinsip pembangunan yang bersifat inklusif dan sekaligus berkelanjutan. Pemerintah ingin memastikan, buah pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat. Pembangunan tidak boleh hanya menguntungkan segelintir orang karena bertentangan dengan moralitas pembangunan yang esensinya bersumber dari Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Berdasarkan filosofi dan moralitas pembangunan yang secara kuat berorientasi pada manusia, pemerintah mendorong pembangunan berdasarkan pilar-pilar yang berorientasi pada pro-pertumbuhan, pro-lapangan kerja, dan pro-pengurangan kemiskinan dan pro-lingkungan.<br />
<br />
Pilar ini, sambung Presiden, sangat penting untuk memastikan bahwa dalam jangka panjang, pembangunan yang dijalankan dapat memenuhi asas keberlanjutan. Dalam mengembangkan pembangunan, pemerintah telah memutuskan untuk menempuh dua pendekatan yang berbeda, namun saling melengkapi, dalam upayanya menciptakan kesejahteraan umum, utamanya penanggulangan kemiskinan di negeri ini.<br />
<br />
"Pendekatan pertama adalah melalui mekanisme ekonomi. Melalui pendekatan ini, pertumbuhan ekonomi yang kuat didorong, di antaranya dengan memperluas investasi dan meningkatkan belanja pemerintah. Melalui pertumbuhan ekonomi yang kuat terjadi perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Tersedianya kesempatan kerja dan kesempatan berusaha membawa dampak pada makin banyaknya warga negara yang memperoleh penghasilan. Melalui mekanisme ekonomi semacam inilah peningkatan kesejahteraan umum dan penurunan kemiskinan terjadi," kata Presiden.<br />
<br />
Sementara itu, pendekatan kedua adalah membuka ruang bagi intervensi positif pemerintah, untuk terlibat secara langsung dalam penurunan kemiskinan melalui berbagai kebijakan. Pemerintah membagi program bantuan untuk rakyat miskin ini ke dalam empat klaster. Klaster pertama merupakan program bantuan dan perlindungan sosial yang di antaranya berwujud beras murah untuk masyarakat ekonomi tidak mampu (raskin), Program Keluarga Harapan, Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan jaminan kesehatan masyarakat atau Jamkesmas.<br />
<br />
Klaster kedua melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Klaster ketiga melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).<br />
<br />
"Klaster keempat yang mulai efektif pada 2012 dan dilaksanakan secara bertahap meliputi sejumlah program, yaitu rumah murah dan sangat murah, kendaraan umum angkutan murah, air bersih untuk rakyat, listrik murah dan hemat, peningkatan kehidupan nelayan, dan peningkatan kehidupan masyarakat miskin perkotaan. Melalui empat klaster itu, kita berharap, kebijakan ini dapat menjadi langkah terobosan yang secara fundamental dapat menurunkan kemiskinan, sekaligus memperkuat ekonomi rakyat kita," katanya.</span></div><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, dibuat 10/12/22 */
google_ad_slot = "2252555240";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-85289986908314349832011-08-17T00:53:00.000+07:002013-05-27T08:36:32.666+07:00Naik Rp 20 T, Anggaran Pendidikan Rp 286,6 T<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/__uiu1Bdmj_8/TOmah5pIFdI/AAAAAAAAAhI/-1OcWTOA6GQ/s1600/beasiswa.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="195" src="http://3.bp.blogspot.com/__uiu1Bdmj_8/TOmah5pIFdI/AAAAAAAAAhI/-1OcWTOA6GQ/s200/beasiswa.gif" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: ; color:; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"><strong>JAKARTA, KOMPAS</strong> - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap Kementerian Pendidikan Nasional dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas jangkauan pemerataan pendidikan. Hal ini terkait dengan meningkatnya anggaran belanja Kemendiknas, dari Rp 266,9 triliun di tahun 2011 menjadi Rp 286,6 triliun di tahun 2012. Baik tahun 2011 dan 2012, anggaran Kemendiknas mencapai sekitar 20 persen dari APBN.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: ; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span></div>"Pada kesempatan ini saya sungguh berharap, agar anggaran pendidikan yang besar itu dapat kita gunakan dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas jangkauan pemerataan pendidikan. Kita menyadari, di berbagai pelosok desa masih banyak gedung-gedung sekolah yang kurang layak. Oleh karena itu, menjadi prioritas kita pada tahun 2012 mendatang untuk memperbaikinya, dengan anggaran pendidikan yang tersedia," kata Presiden ketika menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka HUT ke-66 Proklamasi Kemerdekaan RI di depan sidang bersama DPD RI dan DPR RI, Selasa (16/8/2011) di Kompleks Parlemen, Jakarta.<br />
Turut hadir dalam sidang tersebut Wakil Presiden Boediono, jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, pimpinan lembaga tinggi negara, dan lainnya.<br />
<a name='more'></a><br />
Presiden mengatakan, alokasi anggaran pendidikan juga tetap diprioritaskan untuk memberikan Bantuan Operasional Sekolah atau BOS bagi 31,3 juta siswa setingkat SD dan 13,4 juta siswa setingkat SMP; serta menyediakan beasiswa bagi lebih dari 8 juta siswa miskin pada semua jenjang pendidikan.<br />
Di tingkat pendidikan tinggi, pemerintah memberikan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik, Bantuan Belajar Mahasiswa, dan Beasiswa Bidik Misi yaitu bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan dan biaya hidup kepada para mahasiswa yang memiliki potensi akademik memadai, namun kurang mampu secara ekonomi.<br />
"Sejalan dengan itu, kita tingkatkan pula mutu dan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan Madrasah melalui sertifikasi guru sebanyak 90 ribu orang. Dari apa yang saya kemukakan tadi, Insya Allah pada tahun 2012 mendatang, kita dapat mewujudkan pendidikan yang lebih merata dan lebih berkualitas kepada warga bangsa di seluruh tanah air," kata Presiden.<br />
<script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, dibuat 10/12/28 */
google_ad_slot = "5647621578";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-62210297305869742212011-08-16T10:53:00.002+07:002011-09-21T05:47:51.261+07:00Mengenali Gejala "Bullying" di Sekolah (Sebuah kepedulian, kasus SMA 6 Jakarta)<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/_oJ2S6MeQDyk/S3_cgVdmjYI/AAAAAAAAAAw/13RrekHTjo4/s320/1.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://1.bp.blogspot.com/_oJ2S6MeQDyk/S3_cgVdmjYI/AAAAAAAAAAw/13RrekHTjo4/s200/1.gif" width="193" /></a></div><div style="text-align: justify;"><strong>KOMPAS</strong>— Tindakan intimidasi atau <em>bullying</em>kerap menjadi ketakutan bagi para peserta didik, orangtua, dan kalangan pendidik. Sejumlah kasus<em>bullying </em>yang terjadi di sekolah menjadi momok tersendiri di dunia pendidikan. Oleh karena itu, penting bagi orangtua dan kalangan pendidikan untuk mengenali adanya tindakan <em>bullying</em> yang terjadi pada siswa untuk mencegah sesuatu yang lebih buruk. Secara psikologis, tindakan ini akan berdampak negatif pada anak.</div><div style="text-align: justify;">Bagaimana mengenali anak yang diindikasi mengalami tindakan intimidasi di sekolahnya? Sejumlah tips yang dirangkum <em>Kompas.com</em> dari berbagai sumber ini mungkin bisa membantu Anda. Ciri-ciri yang harus diperhatikan di antaranya:</div><a name='more'></a><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">1. Enggan untuk pergi sekolah</div><div style="text-align: justify;">2. Sering sakit secara tiba-tiba</div><div style="text-align: justify;">3. Mengalami penurunan nilai</div><div style="text-align: justify;">4. Barang yang dimiliki hilang atau rusak</div><div style="text-align: justify;">5. Mimpi buruk atau bahkan sulit untuk terlelap</div><div style="text-align: justify;">6. Rasa amarah dan benci semakin mudah meluap dan meningkat</div><div style="text-align: justify;">7. Sulit untuk berteman dengan teman baru</div><div style="text-align: justify;">8. Memiliki tanda fisik, seperti memar atau luka</div><div style="text-align: justify;">Jika menemukan ciri-ciri seperti di atas, langkah yang harus dilakukan orangtua di antaranya:</div><div style="text-align: justify;">1. Berbicara dengan orangtua si anak yang melakukan <em>bully</em> terhadap anak Anda</div><div style="text-align: justify;">2. Mengingatkan sekolah tentang masalah seperti ini</div><div style="text-align: justify;">3. Datangi konseling profesional untuk ikut membantu mengatasi masalah ini </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Jika tindakan kekerasan ini masih terus berlanjut dan tidak ada respons yang baik dari sekolah, pikirkanlah cara lain. Salah satu pilihan, jika memungkinkan, pindahkan sekolah anak Anda. Dalam situasi yang ekstrem, mungkin perlu menghubungi polisi atau meminta perlindungan. Namun, hal yang paling penting adalah mendengarkan komplain anak dan tetaplah membuka komunikasi kepada mereka. <em>Bullying</em> tidak boleh diabaikan mengingat dampak psikis dan mental terhadap anak sangat besar.</div><script type="text/javascript">
<!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, dibuat 10/12/07 */
google_ad_slot = "8266739571";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script><br />
<script src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js" type="text/javascript">
</script>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-85199157659655733762011-08-16T06:26:00.000+07:002011-08-16T06:26:18.664+07:00Sekolah Harus Awasi Sahur on The Road<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/_3VnqP9uANZM/RwmpA6yzdCI/AAAAAAAAAFo/4UswL1hDcyE/s320/P1280268.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="http://2.bp.blogspot.com/_3VnqP9uANZM/RwmpA6yzdCI/AAAAAAAAAFo/4UswL1hDcyE/s200/P1280268.jpg" width="200" /></a></div><strong>JAKARTA, KOMPAS -</strong> Menyusul kecelakaan yang terjadi di kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan usai kegiatan sahur on the road dilaksanakan, polisi menghimbau agar pelaksaan sahur on the road lebih diawasi pihak sekolah.<br />
Kegiatan tersebut memang tidak bisa dilarang, namun perlu aturan ketat dari sekolah. Hal ini disampaikan Direktur Lalulintas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Royke Lumowa, Senin (15/8/2011) di Polda Metro Jaya. "Sahur sebenarnya boleh dimana saja yang dilarang itu kebut-kebutannya," ujarnya.<br />
Dengan kebut-kebutan, kemungkinan untuk terjadi kecelakaan semakin besar. Untuk mecegah kecelakaan itu, Royke mengaku tidak bisa langsung mewajibkan panitia pelaksana untuk melapor ke polisi untuk dilakukan pengawalan.<br />
<a name='more'></a><br />
"Tidak ada pengawalan untuk kegiatan sahur on the road, kami hanya mengawasi saja agar jalan digunakan sesuai ketentuannya. Sahur boleh dimana saja, asal tidak melanggar ketertiban dan melanggar aturan," tuturnya.<br />
Hal yang utama, kata Royke, para pelaksana sahur on the road tetap menjamin keselamatan dirinya sendiri dan orang lain. "Kami juga menghimbau buat para guru agar memberikan saran dan pengawasan terhadap anak muridnya," pungkasnya.<br />
Royke menyatakan pihaknya juga telah menindak aksi balap liar sebanyak 300 pelaku mulai dari awal bulan puasa hingga hari ke-15. Selain penindakan, Royke menjelaskan polisi juga melakukan upaya pencegahan dalam bentuk patroli. "Kami lakukan tindakan preventif agar tidak terjadi kebut-kebutan tapi tidak bisa semuanya terpantau," kata Royke.<br />
Sebelumnya, mobil yang dikendarai Muhammad Hady Wibowo (17) terlibat aksi kebut-kebutan saat mengadakan aksi sahur on the road. Nahas, mobil yang dikendarainya bersama empat teman lainnya yang ikut menumpang oleng dan menabrak sebuah pohon di Jalan Raya Warung Buncit, Jakarta Selatan.<br />
Karena persitiwa tersebut, Nur Aisah Siregar (16) dan Astrid Dwi Oktaviani (16) meninggal dunia. Sedangkan Hady Wibowo bersama dengan Ratna Anisa (16) dan Vera Mukhtiya Dahlan (16) berhasil selamat. Diketahui, semua korban baik yang luka maupun meninggal adalah siswa dan siswi SMAN 28.<br />
<div class="clearit pt_30" style="clear: both; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 30px;"></div><div class="left" style="float: left;"><div clas="clearit"></div></div><div clas="clearit pb_30"></div><div class="right" style="float: right;"><div class="left pr_5" style="float: left; padding-right: 5px;"><a href="http://www.facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fedukasi.kompas.com%2Fread%2F2011%2F08%2F15%2F20034487%2FSekolah.Harus.Awasi.Sahur.on.The.Road&t=Sekolah%20Harus%20Awasi%20Sahur%20on%20The%20Road%20-%20KOMPAS.com&src=sp" name="fb_share" style="color: #1170a0; text-decoration: none;" type="button_count"><span class="fb_share_size_Small "><span class="FBConnectButton FBConnectButton_Small" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #29447e; background-image: url(http://static.ak.fbcdn.net/images/connect_sprite.png); background-origin: initial; background-position: 0% -232px; background-repeat: no-repeat no-repeat; cursor: pointer; display: inline-block; font-size: 10px; line-height: 10px; outline-color: initial; outline-style: none; outline-width: initial; padding-bottom: 0px; padding-left: 1px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;"></span></span></a></div></div><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, dibuat 10/12/28 */
google_ad_slot = "9644441846";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-75802395457027399992011-08-12T13:43:00.003+07:002011-08-12T13:53:33.084+07:00"Homeschooling" Tak Seharusnya Diinstitusikan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/__KRXs7N9Y68/TUeucT08W7I/AAAAAAAAACM/IyRltqkCBhc/s1600/christian-homeschooling.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://2.bp.blogspot.com/__KRXs7N9Y68/TUeucT08W7I/AAAAAAAAACM/IyRltqkCBhc/s200/christian-homeschooling.jpg" width="199" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"><strong>JAKARTA, KOMPAS</strong> – Pengamat pendidikan Darmaningtyas mengatakan, <em>homeschooling</em> saat ini menjadi pilihan sebagian orangtua untuk pendidikan buah hatinya. Akan tetapi, ia melihat ada sesuatu yang melenceng dari ide awal sekolah rumah ini. Menurutnya, ada kecenderungan "menginstitusikan"<em>homeschooling</em> sehingga berbiaya mahal dan hanya menjangkau kalangan tertentu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span></div>
“<em>Homeschooling</em> menyimpang karena ada beberapa tokoh yang menginstitusikan itu. Sebetulnya, sesuai dengan konsep awal, <em>homeschooling</em> harus mampu menjadi alternatif untuk semua kalangan memperoleh akses pendidikan. Jika kemudian lebih mahal, ini kan lucu,” kata Darmaningtyas, kepada<em>Kompas.com</em>, pekan lalu.<br />
Oleh karena itu, ia menekankan, perlu dilakukan evaluasi terhadap biaya, metodologi, dan jam belajarnya. Seharusnya, kata Darmaningtyas, selain belajar, anak-anak <em>homeschooling </em>juga harus bersosialisasi dan membangun jaringan.<br />
<a name='more'></a><br />
Secara terpisah, pemerhati pendidikan dan guru besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Arief Rachman berpendapat, harga mahal untuk<em>homeschooling</em> sebagai suatu hal yang sangat wajar. Menurut dia, <em>homeschooling</em> memerlukan tenaga pengajar yang sama ahlinya dengan sekolah formal. Ia menambahkan, <em>homeschooling </em>juga harus memiliki standar yang bisa mensiasati agar anak-anak <em>homeschooling</em> tetap bisa bersosialisasi sehingga dapat memiliki banyak teman dan dapat terus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.<br />
“<em>Homeschooling</em> boleh saja, selama anak dapat mengikuti proses belajar dengan senang. Saya bukan orang yang anti<em> homeschooling.</em> Tapi saya pikir, mungkin saja <em>homeschooling </em>adalah wujud kekecewaan segelintir orang pada sistem pendidikan kita. Tetapi kita juga harus sadar, kita berada di negara yang sistemnya belum 100 persen ideal. Jika mereka kecewa, maka harus berani untuk mengambil resiko,” ujarnya.<br />
<strong>Siapa bilang mahal?</strong><br />
Sementara itu, praktisi <em>homeschooling</em>, Mella Fitriansyah mengatakan, anggapan bahwa <em>homeschooling</em>mahal karena adanya pihak-pihak yang kemudian menyediakan tenaga pengajar untuk diundang ke rumah dan dengan kurikulum yang harus dibayar mahal. Padahal, menurut dia, esensi dari<em>homeschooling</em> adalah pendidikan berbasis keluarga.<br />
"Kalau bisa dibilang, bimbel (bimbingan belajar) tapi menamakan diri sebagai <em>homeschooling</em>. Ini mengubah esensi <em>homeschooling</em>, yang seharusnya ditangani oleh keluarga yang lebih mengetahui pembelajaran bagi anaknya," kata Mella, kepada <em>Kompas.com</em>, Kamis (11/8/2011).<br />
Ia mengatakan, dengan mengundang guru pengajar, maka <em>homeschooling</em> hanya sekedar "memindahkan" proses pembelajaran dari sekolah ke rumah. "Bahkan, kadang anak-anak ini juga harus ke sekolah, misal tiga kali dalam seminggu. Padahal, <em>homeschooling</em> itu murah," ujar dia.<br />
Mella mencontohkan, banyak kurikulum <em>homeschooling </em>yang bisa didapatkan secara gratis di dunia maya. Beberapa juga ada yang berbayar dengan besaran yang masih terjangkau dan jauh lebih murah daripada sekolah formal.<br />
"Ada kurikulum yang berbayar, sekitar 1 juta rupiah per tahun. Tetap lebih murah. Menjadi mahal karena banyak bimbel yang mematok biaya jutaan. Pada <em>homeschooling</em>, orangtua seharusnya menjadi fasilitator dan menyediakan fasilitas apa yang dibutuhkan untuk pembelajaran anaknya," ujar ibu dua anak ini.
<script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, dibuat 10/12/22 */
google_ad_slot = "2252555240";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-38358944563330981672011-08-10T21:10:00.002+07:002011-08-10T21:11:01.286+07:005 Hal yang Perlu Diketahui soal Homeschooling<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.schmoelln.info/wp-content/uploads/2011/07/home-schooling11.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="183" src="http://www.schmoelln.info/wp-content/uploads/2011/07/home-schooling11.jpg" width="200" /></a></div>
<strong>KOMPAS</strong>- Pernah mendengar kata "homeschooling"? Pola pendidikan ini semakin hari semakin banyak dipilih oleh para orangtua.<em>Homeschooling</em> yang berarti sekolah rumah, dikenal juga dengan istilah sekolah mandiri atau <em>home education</em>, <em>home based learning</em>. Pengertian<em>homeschooling </em>secara umum adalah model pendidikan alternatif, atau proses layanan pendidikan yang secara sadar, teratur, dan terarah yang dilakukan orangtua, keluarga, dan lingkungan yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan dan proses pembelajarannya. Sehingga, anak dapat mengembangkan potensi sesuai dengan kemampuannya.<br />
Nah, ketika akan menerapkan <em>homeschooling</em>, ada baiknya orangtua mempelajari tips di bawah ini:<br />
<a name='more'></a><strong>1. Ketahui undang-undang tentang <em>homeschooling </em>di negara Anda</strong><br />Setiap negara memiliki undang-undang tersendiri dalam menyelenggarakan <em>homeschooling</em>. Sudah sepatutnya anda mempelajari undang-undang di Indonesia tentang <em>homeschooling </em>sebelum melaksanakan dan menerapkannya bagi anak Anda.<br /><br /><strong>2. Pastikan Anda memiliki waktu untuk menemani si buah hati</strong><br />Sebenarnya <em>homeschooling </em>tidaklah terlalu sulit. Namun, Anda harus menyiapkan waktu lebih buat buah hati Anda.<br />
<strong>3. Ketahui pilihan Anda</strong><br />Ada banyak pilihan yang tersedia untuk program <em>homeschooling</em>. Pilihan yang bisa Anda temukan seperti membuat sendiri kurikulum anak Anda, bergabung dengan kelompok pendukung <em>homeschooling</em>di sekitar daerah Anda, atau biarkan anak Anda sendiri memilih mengikuti kelas-kelas umum secara<em>online</em>.<br /><br /><strong>4. Pastikan Anda sudah siap</strong>Anda harus mempersiapkan banyak hal sebelum melakukan <em>homeschooling</em>. Beberapa hal yang benar-benar sulit adalah, orang-orang yang tidak paham dengan metode <em>homeschooling</em>. Hal ini membuat Anda harus memberikan pemahaman kepada mereka mengenai pilihan Anda untuk <em>homeschooling</em>.<br />
<strong>5. Anda harus menyimpan beberapa catatan anak Anda</strong><br />Pahamilah bahwa <em>homeschooling</em> tidak sama dengan sekolah reguler. Anda harus menyimpan sendiri catatan nilai anak anda. Misalnya, absensi hadir, contoh karya anak Anda yang paling baik, nilai-nilai tes, dan juga salinan dari kurikulum yang diikuti anak Anda. <br /><br />Di beberapa kasus di negara lain seperti AS, ada beberapa petugas yang memasuki rumah Anda dan memeriksa kegiatan <em>homeschooling</em> di rumah Anda. Mereka ingin mengetahui sejauh mana pemahaman Anda mengenai <em>homeschooling</em>, apakah Anda mengerti tentang homeschooling.<br />
Oleh karena itu, jika Anda ingin menerapkan metode <em>homeschooling</em>, harus mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan itu!<br />
<div>
<br /></div>
<script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, dibuat 10/12/28 */
google_ad_slot = "5647621578";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script>
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-69134673964534139702011-08-05T20:36:00.001+07:002011-08-05T20:36:36.232+07:00Wajib Belajar 12 Tahun Sulit Diwujudkan ?<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span></div>
<a href="http://4.bp.blogspot.com/_3jxhDySRXSA/SwaXcbnmD0I/AAAAAAAAAFM/1TgUbEYGoWk/s1600/sekolah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://4.bp.blogspot.com/_3jxhDySRXSA/SwaXcbnmD0I/AAAAAAAAAFM/1TgUbEYGoWk/s200/sekolah.jpg" width="176" /></a><strong>JAKARTA, KOMPAS</strong> - Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) melalui Direktur Jenderal Pendidikan Menengah, Hamid Muhammad mengaku masih ada kesulitan untuk mewujudkan pendidikan wajib belajar 12 tahun.<br />
Ia mengungkapkan, kesulitan utama untuk mewujudkan wajib belajar 12 tahun adalah terbatasnya anggaran yang dialokasikan Kemendiknas kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah.<br />
Berdasarkan penjelasannya, tahun ini Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah hanya mendapatkan porsi anggaran sekitar Rp 5 triliun yang berasal dari APBN. Sedangkan untuk mendukung wajib belajar di Pendidikan Dasar, Kemdiknas tercatat sudah menggelontorkan dana Rp 42 triliun yang dibagi ke dalam Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebesar Rp 18 triliun, Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp 9 triliun dan tambahan dana dari pusat sekitar Rp 15 triliun.<br />
<a name='more'></a><br />
"Itu persoalannya, di Pendidikan Menengah tidak ada subsidi BOS dan sebagainya, karena saat ini semua fokus mensukseskan wajib belajar 9 tahun," kata Hamid di Jakarta, Jumat (5/8/2011).<br />
Hamid menyadari bahwa mutu pendidikan yang berkualitas harus didukung dengan pembiayaan yang mencukupi. Namun, ia mengaku tak ingin keterbatasan anggaran kemudian menjadi beban masyarakat.<br />
Untuk itu ia berjanji akan segera memformulasikan secepat mungkin apa saja yang menjadi keluhan masyarakat. Termasuk mengatur mahalnya biaya pendidikan menengah yang saat ini semakin sulit untuk dikontrol. "Pemerintah harus turun tangan untuk membuat biaya pendidikan menjadi terjangkau, termasuk pemerintah kota dan provinsi," ujarnya.<br />
Ia melanjutkan, saat ini dirinya sedang berupaya untuk meningkatkan anggaran Biaya Operasional Manajemen Mutu (BOMM) agar bisa menjangkau semua anak di pendidikan menengah.<br />
Terlebih karena saat ini ledakan lulusan SMP yang ingin melanjutkan ke jenjang SMA dan SMK begitu besar, maka mau tidak mau pemerintah harus membuka kesempatan pendidikan menengah secara lebar.<br />
"Saat ini BOMM termasuk dalam Rp 5 triliun itu, makanya salah satu yang akan kami dorong itu adalah peningkatan BOMM," terangnya.<br />
Berdasarkan data Kemdiknas, dari 3,7 juta lulusan SMP, yang melanjutkan ke SMA/SMK hanya sekitar 2,2 juta. Sisanya, sebanyak 1,5 juta inilah yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Karena jika tidak diperhatikan secara serius, maka para siswa lulusan SMP ini hanya mempunyai dua pilihan, yaitu menganggur atau bekerja.<br />
"Jika tidak melanjutkan atau tidak mengikuti kursus, yang paling aman kalau mereka bekerja, lulusan SMP itu hanya menjadi TKI atau pekerja kasar. Inilah yang sedang saya bahas dengan Wakil Menteri Pendidikan Nasional," katanya.<br />
<script type="text/javascript">
<!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, dibuat 10/12/07 */
google_ad_slot = "8266739571";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script><br />
<script src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js" type="text/javascript">
</script>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-58622601164765113522011-08-01T22:10:00.001+07:002011-08-01T22:10:42.303+07:00Disiapkan 3 Alternatif Penyaluran Dana BOS<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://hariansib.info/wp-content/uploads/2011/03/dana_BOS.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="http://hariansib.info/wp-content/uploads/2011/03/dana_BOS.jpg" width="200" /></a></div><strong>JAKARTA, KOMPAS</strong> - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh mengatakan, sampai dengan hari ini, Senin (1/8/2011), sedikitnya hanya tinggal 35 kabupaten/kota dari sebelumnya 39 kabupaten/kota yang belum menyelesaikan penyaluran dana BOS triwulan pertama dan kedua. Ia mengungkapkan, menindaklanjuti rapat yang dipimpin oleh Wakil Presiden Boediono, pekan lalu, digelar rapat Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) bersama Kementerian Koordinasi dan Kesejahteraan Rakyat (Kemkokesra).<br />
<br />
Dalam rapat tersebut, selain membahas percepatan penyaluran dana bantuan operasional sekolah (BOS) bagi daerah yang belum menyalurkannya, juga akan merumuskan beberapa poin yang kemungkinan akan dijadikan alternatif jika metode penyaluran BOS pada tahun mendatang perlu diubah ataupun dimodifikasi.<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
"Rapat di Kemkokesra merumuskan bukan sekedar bagaimana mempercepat dana BOS yang sekarang ini. Tetapi juga akan membahas apakah tetap akan dibiarkan seperti ini atau ada modifikasi. Ada tiga altenatif dan akan dimatangkan siang ini," kata Nuh, Senin (1/8/2011), di Jakarta.<br />
<br />
Adapun tiga alternatif yang disiapkan adalah, <em>pertama</em>, metode penyaluran dana BOS tetap akan seperti saat ini, yaitu dari pemerintah pusat ditransfer kepada kas daerah untuk kemudian diserahkan oleh daerah kepada sekolah. Dengan catatan, aturan dan sangsi akan setiap pelanggarannya lebih diperketat lagi.<br />
<br />
<em>Kedua</em>, dilakukan pemilihan terhadap daerah mana saja yang dinilai siap dengan metode penyaluran dana BOS seperti saat ini, yaitu dari pemerintah pusat ditransfer kepada kas daerah. Sebaliknya, daerah yang dinilai belum siap maka akan dikembalikan dengan metode penyaluran dana BOS pada tahun sebelumnya, yaitu dari pusat langsung ditransfer ke nomor rekening sekolah.<br />
<br />
"Karena hakekatnya SD dan SMP itu diurus oleh kabupaten/kota. Tapi setelah terbukti ada beberapa daerah yang nggak jalan, maka kami beri alternatif kedua. Bagi yang sudah siap, tetap dengan metode saat ini. Cara melihatnya mudah, yaitu record penyaluran BOS selama 2011 ini," paparnya.<br />
<br />
Alternatif <em>ketiga</em>, sambung Nuh, semuanya akan ditarik kembali oleh pusat. Untuk selanjutnya akan dipilah daerah mana saja yang dianggap telah siap menyalurkan dana BOS.<br />
<br />
Ia menjelaskan, semua alternatif itu harus sudah ditentukan sebelum Oktober 2011 mendatang. Menurutnya, apapun alternatif yang akan dipilih nanti akan terkait dengan alokasi anggaran.<br />
<br />
Untuk itu ia berjanji, alternatif penyaluran dana BOS sudah diputuskan sebelum pidato Presiden pada 16 Agustus mendatang tentang nota keuangan yang akan menyampaikan postur keuangan di pusat dan postur keuangan di daerah.<br />
<br />
"Memutuskan alternatif itu harus selesai dalam waktu satu minggu. Karena alternatif apapun yang akan ditentukan itu akan mempengaruhi postur anggaran yang akan disampaikan oleh Presiden nanti," tandasnya.<br />
<div class="clearit pt_30" style="clear: both; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 30px;"></div><div class="left" style="float: left;"><div clas="clearit"></div></div><div clas="clearit pb_30"></div><div class="right" style="float: right;"><div class="left pr_5" style="float: left; padding-right: 5px;"><a href="http://www.facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fedukasi.kompas.com%2Fread%2F2011%2F08%2F01%2F17253047%2FDisiapkan.3.Alternatif.Penyaluran.Dana.BOS&t=Disiapkan%203%20Alternatif%20Penyaluran%20Dana%20BOS%20-%20KOMPAS.com&src=sp" name="fb_share" style="color: #1170a0; text-decoration: none;" type="button_count"><span class="fb_share_size_Small "><span class="FBConnectButton FBConnectButton_Small" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #29447e; background-image: url(http://static.ak.fbcdn.net/images/connect_sprite.png); background-origin: initial; background-position: 0% -232px; background-repeat: no-repeat no-repeat; cursor: pointer; display: inline-block; font-size: 10px; line-height: 10px; outline-color: initial; outline-style: none; outline-width: initial; padding-bottom: 0px; padding-left: 1px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;"></span></span></a></div></div><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, dibuat 10/12/29 */
google_ad_slot = "5648204315";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-49013163584642267922011-07-27T07:10:00.001+07:002011-07-27T07:11:38.222+07:00Tips Menjadi Pengajar yang Menyenangkan<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-0mTuc2AUHfA/TNyUPLtSTVI/AAAAAAAAAgY/fm5VxiDNGfs/s1600/Headmaster.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="http://1.bp.blogspot.com/-0mTuc2AUHfA/TNyUPLtSTVI/AAAAAAAAAgY/fm5VxiDNGfs/s200/Headmaster.jpg" width="200" /></a></div><strong>KOMPAS - </strong>Dapatkah Anda membayangkan, apa yang terjadi jika tak tercipta suasana menyenangkan dalam proses belajar mengajar? Ya, siswa akan bosan dan tujuan dari penanaman ilmu oleh pengajar tak akan tercapai. Bagaimana menciptakan suasana belajar yang menyenangkan? Beberapa tips ini mungkin bisa menjadi panduan.<br />
Salah satu hal yang harus dikedepankan adalah menyertakan partisipasi siswa di dalam kelas. Selain untuk membangun komunikasi dengan siswa, pengajar juga dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan bagi para siswa. Jika situasi ini tak terbangun, bisa jadi siswa akan merasa canggung berbicara dengan guru dan komunikasi tidak akan berjalan baik. Akibatnya, pengajar juga akan mengalami kesulitan untuk mengetahui apa yang menjadi keinginan siswa.<br />
<a name='more'></a><br />
<strong>Ciptakan iklim yang nyaman buat anak didik Anda</strong><br />
Iklim yang nyaman akan menghilangkan kecanggungan siswa, baik sesama guru maupun antar siswa sendiri. Hal ini juga bisa mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, sehingga komunikasi antara pendidik dan anak didik dapat terbangun. Sebagai pengajar, Anda dapat menjelaskan kepada siswa bahwa tidak akan ada siswa lain yang akan mengejak ketika ia bertanya. Beri motivasi kepada siswa bahwa dengan bertanya, akan memudahkannya untuk lebih mengetahui tentang sesuatu hal daripada hanya diam mendengarkan. <strong><br />
<br />
Dengarkan dengan serius setiap komentar atau pertanyaan yang diajukan oleh siswa Anda.</strong><br />
Jika siswa Anda mengajukan pertanyaan, sebisa mungkin fokus dan memperhatikannya. Meski sederhana, hal ini akan menumbuhkan kepercayaan diri siswa karena ia merasa diperhatikan. Seringkali siswa merasa kurang percaya diri sehingga enggan untuk memberikan kontribusi di dalam kelas. Nah, tugas Anda sebagai pengajar, membangun kepercayaan diri siswa dengan menunjukkan perhatian-perhatian saat siswa merasa sedang ingin didengarkan.<br />
<strong>Jangan ragu memberikan pujian kepada siswa</strong><br />
Anda juga bisa mencoba dengan memuji setiap komentar yang diajukan oleh anak didik Anda. Misalnya, "<em>Oh, itu ide yang sangat bagus</em>" ,atau "<em>Pertanyaan kamu bagus, itu tidak pernah saya pikirkan sebelumnya</em>”.<br />
<strong>Beri pertanyaan yang mudah dijawab</strong><br />
Jika hal diatas belum juga berhasil untuk mengajak siswa memberikan komentar atau pertanyaan, giliran Anda untuk mengajukan pertanyaan memancing yang bisa membuat anak didik Anda tidak lagi bungkam di dalam kelas. Pastikan pertanyaan Anda mampu dijawab oleh siswa, sehingga saat menjawab secara tidak langsung melatih siswa untuk berbicara.<br />
Saat siswa sudah mulai merespon, beri senyum kepada siswa yang sudah berkomentar. Hal ini akan mengurangi rasa canggung yang biasa ia perlihatkan. <strong><br />
<br />
Biarkan siswa mengetahui pelajaran sebelum kelas dimulai</strong><br />
Minta agar para siswa mempelajari bahan yang nantinya akan Anda tanyakan. Sehingga, ia akan mempersiapkannya terlebih dulu. Jika saat anda bertanya dan para siswa tidak merespon, ubah format pertanyaan anda yang hanya membutuhkan jawaban "<em>ya</em>" atau "<em>tidak</em>".<br />
<strong><em>Controlling</em></strong><br />
Kontrol para siswa dengan alat kontrol yang Anda miiliki. Gunanya adalah untuk mengetahui seberapa banyak siswa yang biasanya berpartisipasi dalam kelas. Jika Anda menemukan beberapa siswa yang tingkat partisipasinya dalam kelas sangat kurang, maka ajak ia berkomunikasi secaraa pribadi. Mungkin dengan begitu ia akan merasa percaya diri. Selain itu, jika yang Anda temukan hanyalah permasalahan kurang percaya yang menjadikannya diam selama kelas berlangsung, maka tugas Anda selanjutnya adalah memberi ia tugas yang bisa membantunya untuk berkomunikasi. Misalnya, tugas berpidato dalam kelas.<br />
<script type="text/javascript">
<!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, dibuat 10/12/29 */
google_ad_slot = "5648204315";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script><br />
<script src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js" type="text/javascript">
</script><br />
Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-40520234912231745802011-07-11T05:30:00.002+07:002011-07-11T05:30:39.055+07:00Sekolah Wajib Awasi MOS<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-0odMVZoBGOY/Thon4cN0yPI/AAAAAAAABJw/mXIAYfoYapA/s1600/Masa+Orientasi+Siswa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="http://2.bp.blogspot.com/-0odMVZoBGOY/Thon4cN0yPI/AAAAAAAABJw/mXIAYfoYapA/s200/Masa+Orientasi+Siswa.jpg" width="200" /></a></div><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"><strong>SIDOARJO, KOMPAS</strong> — Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, melarang sekolah-sekolah di wilayah setempat melakukan kegiatan perpeloncoan terhadap siswa baru saat dimulainya tahun pelajaran 2011 pada Senin (11/7/2011).</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span></div><div style="text-align: justify;">Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo Mustain Baladan, Minggu (10/7/2011), mengatakan, program pengenalan sekolah bagi siswa baru hendaknya dilakukan dengan cara yang standar dan menyenangkan.</div><div style="text-align: justify;">"Di samping itu, pihak sekolah wajib mengawasi proses masa orientasi siswa (MOS) agar tidak ada kegiatan fisik yang nantinya dapat menyulitkan siswa. Intinya, kami mengimbau tidak ada kegiatan perpeloncoan di Sidoarjo," katanya.<br />
<a name='more'></a></div><div style="text-align: justify;">Menurut Mustain, kegiatan MOS kepada siswa bisa dilakukan dengan cara yang lebih bermanfaat bagi siswa tanpa mengurangi tujuan dari MOS itu sendiri. Pelaksanaan MOS yang menyenangkan dapat membuat siswa baru betah di sekolah yang baru.</div><div style="text-align: justify;">"Tetapi, kalau tahap awal sudah ada peloncoan, hal itu bisa berimbas pada semangat siswa. Terlebih kalau kegiatan MOS tersebut ada semacam hukuman fisik yang bisa merugikan dan menyulitkan siswa baru," katanya.</div><div style="text-align: justify;">Mustain mengatakan, pihaknya tidak melarang kegiatan MOS yang ada di sekolah dalam rangka menyambut kedatangan siswa baru, tetapi tetap menggunakan etika yang baik.</div><div style="text-align: justify;">"Dengan demikian, proses pengenalan terhadap sekolah antara siswa baru, kakak kelas, dan juga sejumlah guru sekolah bisa dilakukan dengan baik tanpa harus mengurangi tujuan dari MOS itu sendiri," katanya.</div><div style="text-align: justify;">Sementara itu, terkait dengan adanya bangku kosong, Dinas Pendidikan Sidoarjo hingga kini belum menerima laporan resmi dari sekolah-sekolah.</div><div style="text-align: justify;">"Kami masih akan mengumpulkan sejumlah perwakilan sekolah terkait dengan masalah bangku kosong itu," katanya.</div><div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, dibuat 10/12/29 */
google_ad_slot = "5648204315";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-34492361161284268172011-07-01T01:37:00.002+07:002011-07-01T01:52:37.798+07:00"Bilangan Keramat" Baru dalam Matematika<iframe width="560" height="349" src="http://www.youtube.com/embed/IF1zcRoOVN0" frameborder="0" allowfullscreen></iframe><br />
<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><strong>KOMPAS</strong> - Matematika kini punya bilangan keramat baru, yakni 6,28. Bilangan keramat ini diperkenalkan oleh Bob Palais pada tahun 2001 sebagai pengganti 3,14 atau Pi yang biasa dikenal dalam perhitungan keliling dan luas lingkaran. Tahun lalu, bilangan keramat baru itu resmi dinamai "Tau" dan tanggal 28 Juni diperingati sebagai "Hari Tau".<br />
Kalau Pi adalah rasio antara keliling lingkaran dan diameternya, 6,28 atau Tau adalah rasio antara keliling lingkaran dan jari-jarinya. Bilangan keramat itu dinilai lebih sakti daripada Pi sehingga dinobatkan sebagai pengganti. Bila bilangan keramat tersebut digunakan, beberapa konsep matematika menjadi lebih sederhana sehingga mudah dimengerti.<br />
<a name='more'></a><br />
Kevin Houston, pendukung Tau dan matematikawan dari University of Leeds, Inggris, menerangkan dalam video di YouTube tentang kelebihan Tau. "Ketika mengukur sudut, matematikawan tidak menggunakan derajat, tetapi radian. Ada 2Pi radian dalam satu lingkaran. Ini berarti seperempat lingkaran setara dengan 1/2Pi. Ini berarti, seperempat setara dengan setengah. Ini gila," katanya.<br />
"Mari kita pakai Tau. Seperempat lingkaran sama dengan seperempat Tau. Seperempat ya setara dengan seperempat. Bukankah ini lebih mudah untuk diingat? Demikian juga, tiga perempat lingkaran juga sama dengan tiga perempat Tau. Hal ini akan mencegah pelajar matematika, fisika dan teknik mengalami kesalahan konyol," terang Houston.<br />
Dalam artikel berjudul "Pi is Wrong" di mana bilangan 6,28 diperkenalkan tahun 2001, Palais mengungkapkan bahwa selama ribuan tahun, manusia telah memfokuskan pada bilangan matematika yang salah. "Peluang untuk menarik pelajar dengan penyederhanaan yang natural dan cantik telah membawa ke latihan yang membingungkan dalam latihan serta dogma," tulis Palais.<br />
Bila ternyata malah membuat bingung, haruskah Pi dihilangkan? Dikutip oleh <em>Life Little Mysteries</em>, Livescience, Rabu (29/6/2011), Houston berkomentar, "Pi tak harus dihilangkan. Saya memang pendukung Tau, tapi bukan anti Pi. Dengan demikian, siapa pun bisa memakai Pi jika mereka melakukan penghitungan yang melibatkan setengah Tau."<br />
Bagi para guru matematika, konsep Tau juga bisa mulai diperkenalkan. Apalagi, berdasarkan penelitian yang dilakukan Palais, terbukti bahwa Tau berhasil meningkatkan kemampuan pelajar dalam mempelajari matematika, terutama dalam konsep geometri dan trigonometri di mana faktor 2Pi lebih sering digunakan.<br />
Tau sendiri dipilih sebagai simbol bilangan keramat baru dalam matematika secara independen oleh fisikawan dan matematikawan penulis "The Tau Manifesto", Michael Hart dan pakar informasi asal Denmark, Harremoës. Tau dipilih karena kemiripannya dengan Pi sehingga cocok dengan ide beralih ke Tau.<br />
<script type="text/javascript">
<!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, dibuat 10/12/29 */
google_ad_slot = "5648204315";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script><br />
<script src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js" type="text/javascript">
</script>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-71918238491963734472011-06-22T06:45:00.000+07:002011-06-22T06:45:03.257+07:00Disiapkan Rp 70 T untuk Sertifikasi Guru<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-9dHi43rGiFU/TO7sBCSw1DI/AAAAAAAAAiM/rYnXts3K5Pg/s1600/guru-umar-bakri.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://3.bp.blogspot.com/-9dHi43rGiFU/TO7sBCSw1DI/AAAAAAAAAiM/rYnXts3K5Pg/s200/guru-umar-bakri.jpg" width="155" /></a></div><strong>JAKARTA, KOMPAS</strong> — Wakil Menteri Pendidikan Nasional Prof dr Fasli Jalal menyampaikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan profesionalitas guru Indonesia. Menurut Fasli, banyak pilar penting untuk membangun pendidikan, tetapi guru adalah pilar utama untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Komitmen pemerintah ditunjukkan dengan memberikan Rp 70 triliun hingga 2016 untuk membiayai peningkatan profesionalitas guru melalui sertifikasi. Hal itu dikatakannya pada Kongres I Ikatan Guru Indonesia (IGI), di Ruang VIP Gedung A Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta, Selasa (21/6/2011).<br />
"Guru harus bermartabat. Untuk bermartabat, guru harus profesional dan terjamin kesejahteraannya. Pemerintah berkomitmen meningkatkan profesionalitas dan kesejahteraan guru. Inilah harga yang harus kita bayar untuk memastikan guru profesional dan martabat itu terjadi jika kesejahteraannya terjamin," tegas Fasli seperti dimuat dalam rilis IGI kepada<em> Kompas.com</em>, hari ini.<br />
<a name='more'></a><br />
Ia mengatakan, pemerintah juga bertekad mengupayakan kesejahteraan guru non-PNS dengan bantuan Rp 300 ribu per orang per bulan. Menurut dia, ada sekitar 3,4 juta guru Indonesia yang mengampu sekitar 56 juta siswa. Jika ditambah pendidikan anak usia dini (0-6 tahun) 28 juta anak, maka jumlahnya mencapai 84 juta.<br />
Guru yang belum menyandang gelar S-1 akan diberikan beasiswa menempuh pendidikan jenjang strata-1. Pada tahun 2015, ditargetkan tak ada lagi guru yang tak berpendidikan S-1.<br />
Dalam kesempatan tersebut, Fasli juga meminta IGI menjadi pelopor peningkatan mutu dan profesionalitas guru. "Saya punya buku. Jika guru-guru mempelajari <em>brain based learning</em>, manajemen sekolah, peningkatan kapasitas guru, maka IGI akan menjadi pelopor profesionalitas guru," tandasnya.<br />
Fasli juga menyinggung pentingnya independensi IGI dan independensi sekolah. Ia mengatakan, guru tidak boleh terlibat dalam pilkada dan lainnya. <br />
"Kita harus membangun independensi sekolah dari intervensi apa pun. Misalnya pengaruh pilkada," ujar dia.<br />
Sementara itu, Ketua Ikatan Guru Indonesia Satria Dharma mengatakan, reformasi bangsa sejatinya adalah reformasi di bidang pendidikan. Reformasi pendidikan terletak pada bangkitnya kesadaran guru untuk memperbaiki dirinya, meningkatkan mutu, dan profesionalitasnya.<br />
"Inilah sejatinya reformasi. IGI akan mendorong perubahan ini dari pribadi guru," tegas Satria.<br />
Ia juga menyampaikan apresiasinya atas perkembangan IGI saat ini. Menurut dia, antusiasme dan sambutan guru di sejumlah daerah terhadap wadah organisasi ini sangat besar. Kini, IGI memikili perwakilan di 21 Propinsi dan 191 daerah kabupaten/kotamadya.<br />
"Ini semua melalui proses dari bawah, dari guru-guru yang ingin mengubah dirinya," kata dia.<br />
Ketua Dewan Pembina IGI Indra Djati Sidi menambahkan, seluruh pengurus IGI harus menyadari bawah kekuatan IGI adalah keinginan guru untuk berubah dan memperbaiki kompetensinya.<br />
<div class="clearit pt_30" style="clear: both; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 30px;"></div><div class="left" style="float: left;"><div clas="clearit"></div></div><div clas="clearit pb_30"></div><div class="right" style="float: right;"><div class="left pr_5" style="float: left; padding-right: 5px;"><a href="http://www.facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fedukasi.kompas.com%2Fread%2F2011%2F06%2F21%2F16195776%2FWow.Disiapkan.Rp.70.T.untuk.Sertifikasi.Guru&t=Wow%2C%20Disiapkan%20Rp%2070%20T%20untuk%20Sertifikasi%20Guru%20-%20KOMPAS.com&src=sp" name="fb_share" style="color: #1170a0; text-decoration: none;" type="button_count"><span class="fb_share_size_Small "><span class="FBConnectButton FBConnectButton_Small" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #29447e; background-image: url(http://static.ak.fbcdn.net/images/connect_sprite.png); background-origin: initial; background-position: 0% -232px; background-repeat: no-repeat no-repeat; cursor: pointer; display: inline-block; font-size: 10px; line-height: 10px; outline-color: initial; outline-style: none; outline-width: initial; padding-bottom: 0px; padding-left: 1px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;"></span></span></a></div></div>AKARTA, KOMPAS.com — Wakil Menteri Pendidikan Nasional Prof dr Fasli Jalal menyampaikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan profesionalitas guru Indonesia. Menurut Fasli, banyak pilar penting untuk membangun pendidikan, tetapi guru adalah pilar utama untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Komitmen pemerintah ditunjukkan dengan memberikan Rp 70 triliun hingga 2016 untuk membiayai peningkatan profesionalitas guru melalui sertifikasi. Hal itu dikatakannya pada Kongres I Ikatan Guru Indonesia (IGI), di Ruang VIP Gedung A Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta, Selasa (21/6/2011).<br />
<br />
"Guru harus bermartabat. Untuk bermartabat, guru harus profesional dan terjamin kesejahteraannya. Pemerintah berkomitmen meningkatkan profesionalitas dan kesejahteraan guru. Inilah harga yang harus kita bayar untuk memastikan guru profesional dan martabat itu terjadi jika kesejahteraannya terjamin," tegas Fasli seperti dimuat dalam rilis IGI kepada Kompas.com, hari ini.<br />
<br />
Ia mengatakan, pemerintah juga bertekad mengupayakan kesejahteraan guru non-PNS dengan bantuan Rp 300 ribu per orang per bulan. Menurut dia, ada sekitar 3,4 juta guru Indonesia yang mengampu sekitar 56 juta siswa. Jika ditambah pendidikan anak usia dini (0-6 tahun) 28 juta anak, maka jumlahnya mencapai 84 juta.<br />
<br />
Guru yang belum menyandang gelar S-1 akan diberikan beasiswa menempuh pendidikan jenjang strata-1. Pada tahun 2015, ditargetkan tak ada lagi guru yang tak berpendidikan S-1.<br />
<br />
Dalam kesempatan tersebut, Fasli juga meminta IGI menjadi pelopor peningkatan mutu dan profesionalitas guru. "Saya punya buku. Jika guru-guru mempelajari brain based learning, manajemen sekolah, peningkatan kapasitas guru, maka IGI akan menjadi pelopor profesionalitas guru," tandasnya.<br />
<br />
Fasli juga menyinggung pentingnya independensi IGI dan independensi sekolah. Ia mengatakan, guru tidak boleh terlibat dalam pilkada dan lainnya. <br />
<br />
"Kita harus membangun independensi sekolah dari intervensi apa pun. Misalnya pengaruh pilkada," ujar dia.<br />
<br />
Sementara itu, Ketua Ikatan Guru Indonesia Satria Dharma mengatakan, reformasi bangsa sejatinya adalah reformasi di bidang pendidikan. Reformasi pendidikan terletak pada bangkitnya kesadaran guru untuk memperbaiki dirinya, meningkatkan mutu, dan profesionalitasnya.<br />
<br />
"Inilah sejatinya reformasi. IGI akan mendorong perubahan ini dari pribadi guru," tegas Satria.<br />
<br />
Ia juga menyampaikan apresiasinya atas perkembangan IGI saat ini. Menurut dia, antusiasme dan sambutan guru di sejumlah daerah terhadap wadah organisasi ini sangat besar. Kini, IGI memikili perwakilan di 21 Propinsi dan 191 daerah kabupaten/kotamadya.<br />
<br />
"Ini semua melalui proses dari bawah, dari guru-guru yang ingin mengubah dirinya," kata dia.<br />
<br />
Ketua Dewan Pembina IGI Indra Djati Sidi menambahkan, seluruh pengurus IGI harus menyadari bawah kekuatan IGI adalah keinginan guru untuk berubah dan memperbaiki kompetensinya.<br />
<br />
AKARTA, KOMPAS.com — Wakil Menteri Pendidikan Nasional Prof dr Fasli Jalal menyampaikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan profesionalitas guru Indonesia. Menurut Fasli, banyak pilar penting untuk membangun pendidikan, tetapi guru adalah pilar utama untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Komitmen pemerintah ditunjukkan dengan memberikan Rp 70 triliun hingga 2016 untuk membiayai peningkatan profesionalitas guru melalui sertifikasi. Hal itu dikatakannya pada Kongres I Ikatan Guru Indonesia (IGI), di Ruang VIP Gedung A Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta, Selasa (21/6/2011).<br />
<br />
"Guru harus bermartabat. Untuk bermartabat, guru harus profesional dan terjamin kesejahteraannya. Pemerintah berkomitmen meningkatkan profesionalitas dan kesejahteraan guru. Inilah harga yang harus kita bayar untuk memastikan guru profesional dan martabat itu terjadi jika kesejahteraannya terjamin," tegas Fasli seperti dimuat dalam rilis IGI kepada Kompas.com, hari ini.<br />
<br />
Ia mengatakan, pemerintah juga bertekad mengupayakan kesejahteraan guru non-PNS dengan bantuan Rp 300 ribu per orang per bulan. Menurut dia, ada sekitar 3,4 juta guru Indonesia yang mengampu sekitar 56 juta siswa. Jika ditambah pendidikan anak usia dini (0-6 tahun) 28 juta anak, maka jumlahnya mencapai 84 juta.<br />
<br />
Guru yang belum menyandang gelar S-1 akan diberikan beasiswa menempuh pendidikan jenjang strata-1. Pada tahun 2015, ditargetkan tak ada lagi guru yang tak berpendidikan S-1.<br />
<br />
Dalam kesempatan tersebut, Fasli juga meminta IGI menjadi pelopor peningkatan mutu dan profesionalitas guru. "Saya punya buku. Jika guru-guru mempelajari brain based learning, manajemen sekolah, peningkatan kapasitas guru, maka IGI akan menjadi pelopor profesionalitas guru," tandasnya.<br />
<br />
Fasli juga menyinggung pentingnya independensi IGI dan independensi sekolah. Ia mengatakan, guru tidak boleh terlibat dalam pilkada dan lainnya. <br />
<br />
"Kita harus membangun independensi sekolah dari intervensi apa pun. Misalnya pengaruh pilkada," ujar dia.<br />
<br />
Sementara itu, Ketua Ikatan Guru Indonesia Satria Dharma mengatakan, reformasi bangsa sejatinya adalah reformasi di bidang pendidikan. Reformasi pendidikan terletak pada bangkitnya kesadaran guru untuk memperbaiki dirinya, meningkatkan mutu, dan profesionalitasnya.<br />
<br />
"Inilah sejatinya reformasi. IGI akan mendorong perubahan ini dari pribadi guru," tegas Satria.<br />
<br />
Ia juga menyampaikan apresiasinya atas perkembangan IGI saat ini. Menurut dia, antusiasme dan sambutan guru di sejumlah daerah terhadap wadah organisasi ini sangat besar. Kini, IGI memikili perwakilan di 21 Propinsi dan 191 daerah kabupaten/kotamadya.<br />
<br />
"Ini semua melalui proses dari bawah, dari guru-guru yang ingin mengubah dirinya," kata dia.<br />
<br />
Ketua Dewan Pembina IGI Indra Djati Sidi menambahkan, seluruh pengurus IGI harus menyadari bawah kekuatan IGI adalah keinginan guru untuk berubah dan memperbaiki kompetensinya.<br />
<script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, dibuat 11/05/16 */
google_ad_slot = "6281816087";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-53545512028240480872011-06-21T12:00:00.000+07:002011-06-21T12:00:30.192+07:00Orangtua, Jangan Terjebak Kata "Pendidikan"!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-Fq-AdiOcsJI/TgAlM4mUd8I/AAAAAAAABII/wrUfmYeIfhM/s1600/psb-10juli.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="133" src="http://1.bp.blogspot.com/-Fq-AdiOcsJI/TgAlM4mUd8I/AAAAAAAABII/wrUfmYeIfhM/s200/psb-10juli.gif" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;">JAKARTA, KOMPAS - Biaya pendidikan yang semakin tinggi menuntut para orangtua untuk merencanakan dengan mata pembiayaan pendidikan bagi anak-anaknya. Bagaimana merencanakan dana pendidikan yang efektif? Yang jelas, jangan terlalu "melo" atau terjebak dengan segala produk yang memberikan "embel-embel" pendidikan di belakangnya. Cerdas lah dalam memilih produk investasi dana pendidikan!</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Perencana Keuangan Ligwina Hananto mengatakan, kecenderungannya, orangtua seringkali terbawa emosi saat memilih produk yang dipilihnya sebagai investasi dana pendidikan. Meskipun, kesadaran untuk mencadangkan dana itu sudah mulai tumbuh.</div><a name='more'></a> <br />
<div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Tetapi, kesadaran tentang caranya belum, hanya keinginan untuk menyediakan dana pendidikan bagi anak selalu ada. Cuma, karena tidak tahu berapa besar yang sebenarnya dibutuhkan, akhirnya enggak jelas yang dikumpulkan berapa dan sering tidak mencapai target. Orangtua refleks saja membeli semua yang ada kata "pendidikan" di dalamnya. Sebut saja, tabungan pendidikan, asuransi pendidikan, kalau dijual sandal pendidikan mungkin akan dibeli juga," kata Ligwina, kepada Kompas.com, di Jakarta, akhir pekan lalu.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Sebagai orangtua, menurut Ligwina, ia juga pernah mengalaminya. Tergiur dengan produk yang dilengkapi dengan kata "pendidikan". </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Padahal gue orang finance. Seharusnya bisa hitung-hitungan. Tetapi, ketika jadi orangtua, gue emosional sekali. Membeli asuransi pendidikan, yang akan menghasilkan 10 juta saat anak SD, kemudian 10 juta untuk SMP, 10 juta saat SMA dan 100 juta untuk S1. KAlau dilihat angkanya memang lumayan ya. Tetapi, saat anak lahir saja, SD sudah 10 juta. Membayar asuransi 8 juta setahun. Setelah tiga tahun bayar, saya hentikan asuransinya, karena kalau dihitung tidak menutupi kebutuhan biaya yang naik 20 persen setiap tahun," paparnya. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Ligwina menjelaskan, berbicara perencanaan keuangan, maka harus bicara angka. Oleh karena itu, dibutuhkan perencanaan keuangan yang matang. Setiap orang bisa menjadi perencana keuangan. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Tetapi, seperti bangun rumah saja, kalau mau bagus, akan lebih baik kalau ada ahlinya," kata dia.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Lalu, bagaimana merencanakan dana pendidikan yang baik? Setiap orangtua harus tahu mengenai kisaran kenaikan biaya pendidikan setiap tahunnya. Berdasarkan riset, menurut Ligwina, kenaikan biata pendidikan mencapai 20 persen per tahun. </div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">"Jadi, kalau misalnya memilih tabungan dengan return 9 persen per tahun, dengan kenaikan biaya pendidikan 20 persen per tahun, returnnya tetap 0. Tabungan pendidikan hanya bisa dipakai untuk jangka pendek, 1 sampai 3 tahun lah. Buat TK masih bisa, SD sudah berat. Mungkin bisa digunakan untuk uang sekolah, tidak untuk uang pangkal yang kenaikannya sampai 20 persen," ujarnya.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Oleh karena itu, ia menyarankan, para orangtua melakukan perencanaan dengan perhitungan yang rigid. Salah satunya, mendapatkan angka berapa biaya yang dibutuhkan untuk membiayai pendidikan anaknya sekian tahun ke depan. "Tentukan kita butuhnya berapa. Sehingga, kita bisa lihat ilustrasinya. Kalau produknya hanya menghasilkan 100 juta sementara kita butuhnya 3 miliar, tidak usah. Jadi, kita sebagai orangtua tahu, yang jualan produk juga tidak sembarangan," kata Ligwina.</div><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, dibuat 11/05/16 */
google_ad_slot = "6281816087";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-58270825230703043302011-06-21T07:10:00.000+07:002011-06-21T07:10:31.511+07:00Presiden SBY Akan Undang Siami dan Alif<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-coxOEU3nB8k/Tf_hQ8Z1AqI/AAAAAAAABIE/dYFNObsKzFI/s1600/113713_siami-dan-alif.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="http://1.bp.blogspot.com/-coxOEU3nB8k/Tf_hQ8Z1AqI/AAAAAAAABIE/dYFNObsKzFI/s200/113713_siami-dan-alif.jpg" width="200" /></a></div><strong>AKARTA, KOMPAS</strong>— Cerita seputar kejujuran Siami (32) dan putranya, Alif, yang diusir oleh warga Gadel, akhirnya sampai juga di telinga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.<br />
Menurut Bambang Harymurti sebagai pendukung acara apresiasi untuk Siami yang bertajuk "Jujur Itu Hebat", Kamis (16/06/2011), ia mendapat pesan singkat melalui telepon genggam dari pembantu Presiden yang mengatakan bahwa Presiden ingin bertemu Siami.<br />
Hal ini kemudian disampaikan kepada Siami di Surabaya melalui telekonferensi di Gedung Mahkamah Konstitusi. "Saya dapat pesan dari Pembantu Presiden, Presiden juga tergugah dengan Ibu Siami, dan Presiden ingin mengundang Ibu ke Istana untuk bertemu beliau (Presiden SBY)," ujar Bambang kepada Siami.<br />
<a name='more'></a><br />
Tak hanya itu, Wakil Presiden Boediono pun turut terkagum terhadap Siami. Ia juga mengirimkan pesan melalui Bambang, khusus untuk wanita asal Surabaya itu.<br />
"Kejujuran, solidaritas, dan kebersamaan adalah nilai luhur yang sangat mulia. Semoga kejujuran Siami bisa dibangun kembali dalam bangsa ini," baca Bambang dari penggalan pesan Boediono untuk Siami.<br />
Undangan untuk Siami dan Alif juga datang dari Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqoddas. Busyro juga mengatakan sangat mengapresiasi kejujuran Siam ini.<br />
"Pesan dari Ketua KPK Pak Busyro bahwa KPK sangat merasa bangga terhadap apa yang Ibu (Siami) dan Alif lakukan, dan itu harus dijadikan teladan. Oleh karena itu, kalau bisa Ibu dan Alif ke KPK untuk dapat apresiasi dari KPK," papar Bambang lagi.<br />
Menanggapi berbagai ajakan dan apresiasi dari para tokoh nasional itu, Siami hanya tersenyum dan menjawab "Insya Allah". Tak lama, pembawa acara itu kemudian menunjukkan papan berisi tanda tangan para tokoh dan tamu yang menghadiri acara yang diselenggarakan oleh Koalisi Masyarakat Pendukung Kejujuran itu kepada Siami.<br />
Papan berwarna itu bergambar wajah Siami. Putri Gus Dur, Yenny Wahid, yang hadir pada acara itu juga turut mengapresiasi kejujuran Siami. Ia mengatakan bahwa kejahatan yang dilakukan terhadap Alif adalah kejahatan yang terorganisasi dan anak-anaklah yang menjadi korban.<br />
"Kejahatan yang terorganisasi mengalahkan kebaikan. Sistem yang terorganisasi itu mengalahkan kejujuran. Anak jangan hanya dilihat sebagai sebuah angka. Saya sudah bertemu Ibu Siami, dan ia katakan tidak menyesali apa yang dilakukannya. Bahkan, dia tidak marah kepada tetangganya. Ia ikhlas. Oleh karena itu, kita semua jangan berhenti sampai di sini saja. Harus tetap perjuangkan kejujuran dalam bangsa ini," tandasnya.<br />
<div><br />
</div><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, dibuat 11/05/16 */
google_ad_slot = "6281816087";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-72656014993606286292011-06-09T17:08:00.001+07:002011-06-09T17:09:31.146+07:00Kenaikan Diharapkan Cegah Pungutan<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-nGNGMjG8Lbk/TfCbfoodsPI/AAAAAAAABHM/cV4O0bDcq90/s1600/dana_BOS2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="http://1.bp.blogspot.com/-nGNGMjG8Lbk/TfCbfoodsPI/AAAAAAAABHM/cV4O0bDcq90/s200/dana_BOS2.jpg" width="200" /></a></div><strong>JAKARTA, KOMPAS </strong>— Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan Nasional, mengusulkan kenaikan anggaran bantuan operasional sekolah (BOS) untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2012. Pemerintah berharap naiknya anggaran BOS tersebut mencegah pungutan di SD/SMP Negeri sederajat.<br />
Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh menjelaskan, usulan kenaikan anggaran untuk SD dari Rp 12,4 triliun menjadi Rp 18,1 triliun. Sedangkan untuk SMP/MTS, dari Rp 7,4 triliun menjadi Rp 9,5 triliun.<br />
"Kenaikan tersebut membuat kami semakin tegas bahwa tidak boleh ada lagi pungutan-pungutan," kata Nuh, Kamis (9/6/2011) di Jakarta.<br />
<a name='more'></a><br />
Nuh berharap Komisi X DPR dapat menyetujui usulan tersebut sehingga mulai Januari 2012 sudah tidak ada lagi pungutan yang dibebankan kepada siswa SD dan SMP, khususnya di sekolah-sekolah negeri.<br />
"Dengan pemenuhan 100 persen, kami harap BOS bisa menutup semuanya sehingga tidak ada lagi alasan sekolah memungut iuran," ujarnya.<br />
Ia juga menambahkan, untuk selanjutnya penyaluran BOS bisa dikembalikan seperti dulu, yakni melalui pemerintah pusat.<br />
"Saya berharap penyaluran BOS bisa diubah seperti dulu karena saat ini sering terkendala karena adanya politik di daerah," ujar Nuh,<br />
Tahun depan, BOS diusulkan mencapai Rp 27,6 triliun. Angka satuan biaya tersebut sudah memenuhi 100 persen standar biaya operasional nonpersonel sesuai Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009.<br />
<script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, dibuat 10/12/22 */
google_ad_slot = "2252555240";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-16929628023359637242011-06-02T00:04:00.001+07:002011-06-04T06:07:31.385+07:00Nilai UN Jateng dan Kalbar Terburuk<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-JWkO1rgA0o8/TeZwtD5e4RI/AAAAAAAAA8k/xRBzf51pNo4/s1600/Winner+x+Loser.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="126" src="http://2.bp.blogspot.com/-JWkO1rgA0o8/TeZwtD5e4RI/AAAAAAAAA8k/xRBzf51pNo4/s200/Winner+x+Loser.jpg" width="200" /></a></div><strong>JAKARTA, KOMPAS </strong>- Berdasarkan data yang dipaparkan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh, dengan perolehan jumlah 4.823 atau 0,95 persen siswa SMP/MTs yang tidak lulus ujian nasional (UN), tahun ini Provinsi Jawa Tengah sebagai Provinsi dengan jumlah siswa tidak lulus UN terbanyak. Hal itu terjadi karena jumlah siswa yang mengikuti UN di provinsi tersebut terbilang cukup banyak, yaitu mencapai 544.498 peserta.<br />
Sementara itu, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menjadi provinsi dengan persentase tidak lulus UN tertinggi. Tercatat 6,15 persen atau sama dengan 3.722 siswa yang tidak lulus UN 2011 dari 60.518 siswa yang ikut UN. Setelah Kalbar, presentase ketidaklulusan tertinggi ditempati Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang mencapai 3,32 persen atau 657.<br />
<a name='more'></a><br />
Selanjutnya, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyusul dengan jumlah ketidaklulusan mencapai 2,61 persen atau sama dengan 1.919 siswa dan disusul kemudian oleh Provinsi Bangka Belitung sebanyak 2,16 persen atau 332 orang, serta Sumatera Barat sebanyak 1,85 persen atau 1.525 siswa.<br />
"Kalau melihat dari jumlah siswa secara nasional, maka provinsi Jawa Tengah paling besar siswa yang tidak lulus UN, yaitu sebanyak 4.823 orang atau 0,95 persen," kata Mendiknas kepada wartawan, Rabu (1/6/2011), di Jakarta.<br />
Untuk tahun 2011 ini ada 20.234 siswa SMP/MTS atau sekitar 0,55 persen siswa tidak lulus UN. Rata-rata siswa yang tidak lulus UN itu memperoleh nilai kurang dari 5.00. Sedangkan siswa yang berhasil lulus sebanyak 3.640.569 siswa atau 99,45 persen dari 3.660.803 siswa SMP/MTs yang mengikuti UN tahun 2011.<br />
Mendiknas mengatakan, tingkat kelulusan UN tahun ini mengalami peningkatan sekitar 0,03 persen dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai 99,42 persen.<br />
"Data awal peserta yang akan mengikuti UN berjumlah 3.714.216 siswa. Setelah itu sekolah kita minta untuk memasukkan nilai sekolah, dan ada 36.685 siswa tidak diberikan nilai dengan berbagai macam alasan. Jadi, tinggal 3.677.531 siswa. Dari sini ternyata semuanya tak ikut UN, yang ikut hanya 3.660.803 siswa," jelasnya.<br />
<div class="clearit pt_30" style="clear: both; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 30px;"></div><div class="left" style="float: left;"><div clas="clearit"></div></div><div clas="clearit pb_30"></div><div class="right" style="float: right;"><div class="left pr_5" style="float: left; padding-right: 5px;"><a href="http://www.facebook.com/sharer.php?u=http%3A%2F%2Fedukasi.kompas.com%2Fread%2F2011%2F06%2F01%2F19280529%2FNilai.UN.Jateng.dan.Kalbar.Terburuk&t=Nilai%20UN%20Jateng%20dan%20Kalbar%20Terburuk%20-%20KOMPAS.com&src=sp" name="fb_share" style="color: #1170a0; text-decoration: none;" type="button_count"><span class="fb_share_size_Small "><span class="FBConnectButton FBConnectButton_Small" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #29447e; background-image: url(http://static.ak.fbcdn.net/images/connect_sprite.png); background-origin: initial; background-position: 0% -232px; background-repeat: no-repeat no-repeat; cursor: pointer; display: inline-block; font-size: 10px; line-height: 10px; outline-color: initial; outline-style: none; outline-width: initial; padding-bottom: 0px; padding-left: 1px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none;"></span></span></a></div></div><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, dibuat 11/05/16 */
google_ad_slot = "6281816087";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-91176866363062665782011-05-17T09:51:00.001+07:002011-05-17T09:52:41.251+07:0070 Persen Tak Lulus Karena Bahasa Indonesia<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #333333; font-family: arial; font-size: 14px; line-height: 20px;"></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-sqN89vUI7Yg/TdHiaRLmQcI/AAAAAAAAA8A/yDipKV9-baU/s1600/siswa-tak-lulus.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="141" src="http://2.bp.blogspot.com/-sqN89vUI7Yg/TdHiaRLmQcI/AAAAAAAAA8A/yDipKV9-baU/s200/siswa-tak-lulus.jpg" width="200" /></a></div><div style="text-align: justify;"><strong>DENPASAR, KOMPAS</strong> — Bukan Matematika, bukan pula Bahasa Inggris, melainkan momok para siswa yang tidak lulus di Bali justru berasal dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, yang sejak kecil telah diajarkan oleh orangtua. Ironisnya, 70 persen siswa yang tidak lulus gara-gara Bahasa Indonesia kebanyakan berasal dari sekolah negeri.</div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div style="text-align: justify;">Fenomena siswa kesulitan mengerjakan soal Bahasa Indonesia ini sebenarnya bukan hal baru. Pada tahun-tahun sebelumnya juga banyak siswa yang gagal dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Usut punya usut, salah satu faktor yang menyebabkan anjloknya nilai Bahasa Indonesia karena sebagian siswa berpikir lebih baik menekuni Bahasa Inggris daripada Bahasa Indonesia karena lebih menjanjikan pada masa mendatang.</div><a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">”Bahasa Indonesia kualitas dan bobot soal lebih kuat, selain itu telah terjadi <em>euforia bilingual</em>, yakni Bahasa Inggris, yang menurut siswa harus menonjol,” ujar Kepala Dinas Penididikan dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali Ida Bagus Anom.</div><div style="text-align: justify;">"Ada juga yang menganggap bahwa pelajaran Bahasa Indonesia belum bisa menjanjikan ke depannya daripada pelajaran Bahasa Inggris," ujarnya.</div><div style="text-align: justify;">Dalam ujian nasional tahun ini tak ada satu siswa pun yang meraih nilai sempurna dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Namun, menurunnya kualitas siswa dalam mengerjakan soal Bahasa Indonesia ini bukan karena lunturnya jiwa nasionalisme. "Bukan karena itu, tetapi banyak faktor yang seperti saya sebutkan tadi,” kata Anom.</div><div style="text-align: justify;">Untuk tingkat kelulusan, Bali merupakan provinsi dengan nilai kelulusan tertinggi secara nasional. Dari 42.572 siswa SMA/MA/SMK yang mengikuti ujian nasional, hanya 20 siswa yang dinyatakan tidak lulus.</div><div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><div style="text-align: justify;"><br />
</div><div><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div><script type="text/javascript">
<!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, dibuat 10/12/22 */
google_ad_slot = "2252555240";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script><br />
<script src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js" type="text/javascript">
</script>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1597466334070141314.post-21445607786233984672011-05-11T16:15:00.000+07:002011-05-11T16:15:52.605+07:00Ibu-ibu... Kapan Mau Belajar Matematika?<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></div><div class="isi_berita2011 pt_5" style="color: #333333; font: normal normal normal 14px/normal arial; line-height: 20px; padding-top: 5px;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-Hu9S6qAm2OY/TS6h-U6fzpI/AAAAAAAAAs8/iTSsU_g16wc/s1600/2016529p.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="151" src="http://1.bp.blogspot.com/-Hu9S6qAm2OY/TS6h-U6fzpI/AAAAAAAAAs8/iTSsU_g16wc/s200/2016529p.jpg" width="200" /></a></div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong>JAKARTA, KOMPAS </strong>- Matematika sampai saat ini masih menjadi momok menakutkan bagi sebagian orang. Tidak hanya di kalangan siswa, bahkan orang tua pun terkadang mengernyitkan alis ketika mendengar mata pelajaran ini.</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Namun, untuk mengubah paradigma tersebut saat ini bukanlah hal yang sulit. Pasalnya, sudah ada cara baru untuk membuat Matematika menjadi pembelajaran yang menyenangkan. Salah satunya adalah melalui metode Matematika Gasing atau Gampang Asyik dan Menyenangkan.</div><a name='more'></a><br />
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">"Konsepnya adalah setiap anak pasti bisa. Jadi, tidak ada anak yang bodoh, dan IQ jelek itu tidak ada. Semua anak sama, dan semua anak bisa menjadi luar biasa," ujar pakar pendidikan Yohanes Surya di sela seminar bertajuk "Matematika Menjadi Mudah dan Menyenangkan" di Jakarta, pekan lalu.</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Menurut Yohanes, untuk menjalani metode ini kepada anak, harus ada keterlibatan unsur yang paling dekat dengan anak, yakni ibu. Hal itu dilakukan agar ibu-ibu dapat mengajarkan anaknya dengan metode yang benar.</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">"Peran Gerakan Ibu-Ibu Pandai Matematika (Gipika) menjadi penting. Tidak ada yang mustahil membuat anak menyukai Matematika, kalau kita mampu bekerja sama," kata mantan Rektor Universitas Multimedia Nusantara ini.</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Untuk menjalankan Metode Gasing, pendiri Surya Institute ini menjelaskan, hal pertama yang dilakukan adalah pengenalan angka dengan metode penjumlahan 1 sampai 20. Setelah itu lancar, kemudian dikembangkan dengan metode perkalian, pengurangan, pembagian, dan seterusnya.</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pembelajaran tersebut harus terus dilakukan berulang kali. Menurut Yohanes, tidak akan sulit untuk mengerjakan ratusan angka dalam soal perkalian atau pembagian jika proses pembelajaran dilakukan secara kreatif dan menyenangkan.</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">"Artinya, tanamkan belajar untuk masa depan dalam diri anak. Jangan pernah bosan mengerjakan penjumlahan dan perkalian yang banyak itu," jelasnya.</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Yohanes menambahkan, tidak ada istilah kata terlambat untuk belajar Matematika. Tidak hanya tingkat dasar, bahkan di tingkat SMA Metode Gasing dapat dipelajari untuk menguatkan dasar-dasar Matematika yang sudah diperoleh sejak SD hingga SMP hanya dalam waktu tiga bulan.</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">"Saya ingin semua anak menganggap Matematika adalah pelajaran menyenangkan. Karena kalau Matematika sudah menyenangkan, otomatis pelajaran sains lainnya seperti Fisika dan Kimia juga menjadi menyenangkan bagi mereka," ujar Yohanes.</div><div><br />
</div><div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></div></div><div style="text-align: center;"><script type="text/javascript"><!--
google_ad_client = "pub-2759681071456540";
/* 300x250, created 12/7/10 */
google_ad_slot = "6017697583";
google_ad_width = 300;
google_ad_height = 250;
//-->
</script><br />
<script type="text/javascript"
src="http://pagead2.googlesyndication.com/pagead/show_ads.js">
</script></div>Ali Abdulkhamidhttp://www.blogger.com/profile/07298573329899966957noreply@blogger.com0